On Time, Seperti di Luar Negeri, BRT Mulai Jadi Primadona Masyarakat Perkotaan

- Senin, 2 September 2019 | 10:33 WIB

Meski belum lama dioperasikan, perlahan Bus Rapid Transit (BRT) mulai menjadi gaya hidup masyarakat di Banjar Bakula. Setiap hari, peminat tranportasi publik ini semakin banyak.

---

Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula sejatinya sudah tak lagi gratis sejak 14 Agustus tadi. Sebelumnya, selama tiga bulan, bus berbadan besar dengan fasilitas nyaman ini melayani penumpang secara gratis dalam rute Banjarmasin-Banjarbaru.

Usai tak lagi berbayar, masih kah penumpangnya seramai dulu? Sabtu (31/8) tadi, Radar Banjarmasin mendatangi halte keberangkatan di Siring 0 Km di Jalan Sudirman Banjarmasin.

Belum BRT datang, penumpang sudah memenuhi halte. Halte yang hanya berukuran terlihat seperti tak mampu menampung calon penumpang. Sebagian penumpang bahkan rela duduk di bagian sisi. “Saya takut tertinggal. Busnya on time,” tutur Nawari, warga Banjarmasin yang ingin ke Banjarbaru kemarin.

Jadwal keberangkatan BRT memang sudah diatur Dishub Kalsel. Baik dari Banjarmasin maupun Banjarbaru, jadwal keberangkatan sama. Untuk keberangkatan pagi dimulai dari pukul 08.00 Wita, 08.30 Wita dan pukul 10.00 Wita. Dan untuk siang hari, BRT diberangkatkan pada pukul 11.30 Wita.

Sedangkan untuk sore hari, keberangkatan dijadwalkan pada pukul 15.00 Wita, 16.00 Wita dan 17.00 Wita. Keberangkatan malam? diatur pada pukul 19.00 Wita. “Saya pernah terlambat 5 menit, ternyata bus nya sudah jalan. Terpaksa nunggu bus lagi,” sebutnya.

Meski berbayar, dia mengaku sangat terbantu hadirnya BRT di Kalsel. Pasalnya, dia tak lagi jauh-jauh menuju ke Terminal KM 6 untuk naik angkutan umum. Di terminal pun sebutnya, untuk berangkat kadang harus menunggu lama. Yakni menunggu penuh dulu. “Apalagi bus nya nyaman. Dingin dan wangi,” tukasnya.

Penumpang lain, Aisyah (56) mengaku bersyukur hadirnya BRT. Dia tak perlu lagi berjejalan di dalam angkutan umum. Sebelum ada BRT, dia yang dalam seminggu hampir 3 kali dari Banjarmasin ke Martapura. Harus rela bersesakan di dalam angkutan umum. “Apalagi usia saya sudah tua,” ujarnya.

Belum lagi soal kenyamanan saat perjalanan. Aisyah menuturkan, sopirnya sangat nyaman membawa penumpang. Tak seperti sopir angkutan umum yang kadang ugal-ugalan di jalan. “Tarifnya pun jauh lebih murah. Kalau naik angkutan umum saya bayar Rp15 ribu. Dengan BRT hanya Rp5 ribu,” sebutnya.

Menuju titik keberangkatan pun tak perlu waktu lama. Beda dengan naik angkutan umum. Dia harus ke Terminal KM 6 Banjarmasin terlebih dahulu. “Rumah saya di Seberang Masjid Banjarmasin. Tak sampai 5 menit sudah sampai. Apalagi menunggunya tak seperti angkutan umum yang menunggu penuh dulu penumpang, ” terangnya. 

Dia mengakui keberangkatan BRT sendiri sangat ontime. Lewat dari jadwal. Bus langsung jalan. Tanpa menunggu penumpang penuh. Penumpang pun seakan diajak untuk tertib dan menghargai waktu.

“Tadi saja saya selisih 3 menit. Bus nya sudah jalan. Terpaksa nunggu lagi keberangkatan bus selanjutnya, ini sudah seperti bus-bus di film luar negeri,” ujarnya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kalsel cukup gembira dengan perkembangan ini. Sekretaris Dishub Kalsel, Mirhansyah mengatakan, saat masih taraf uji coba jumlah penumpang baru berkisar 75 persen. Meski sekarang dikenakan tarif, penumpang malah naik di atas 75 persen. 

Hal ini sebut Mirhan menunjukan bahwa antusiasme, dukungan dan kebutuhan akan angkutan massal memang sudah mendesak di perkotaan di Kalsel. Setiap pagi jumlah penumpang sudah berada di atas 80 persen (hampir penuh). Sementara, jadwal malam yang biasanya hanya berkisar 60 persen, sekarang sudah hampir 70 persen.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X