BANJARMASIN - Satuan Sabhara Polresta Banjarmasin menggelar operasi cipta kondisi, Senin (2/9) malam. Hasilnya sebanyak 54 orang terjaring dalam razia pekat itu.
Lebih dari separuh yang terjaring adalah pasangan muda-mudi. Sebanyak 34 orang. Mereka terciduk sedang berduaan di dalam kamar hotel.
Dijaring dari beberapa hotel melati dan guest house di di kawasan Jalan Kol Sugiono, Jalan Pangeran Samudera dan Jalan Haryono MT.
"Banyak yang tak memiliki KTP. Tapi tetap saja ditampung oleh pengusaha penginapan," kata Kasat Sabhara Polresta Banjarmasin, Kompol H Sirait.
Lebih ironis, dari operasi itu mereka juga menjaring puluhan remaja dibawah umur selagi asyik ngamar.
"Memang ada dugaan remaja dibawah umur ikut terlibat dalam bisnis prostitusi online. Tapi kami belum berani memastikan. Hanya saja, wajib dicurigai, karena tidak wajar," tuturnya.
Terkait hal itu, Sabhara melimpahkan kasus ini ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Banjarmasin. Guna dikembangkan demi membongkar bisnis terlarang itu. :Mungkin saja nanti akan ada pidana lain. Seperti perdagangan manusia," sebutnya.
Masih pada operasi yang sama, polisi juga mengamankan 20 remaja di rumah biliar di kawasan Jalan Lambung Mangkurat. Semuanya tak bisa menunjukkan identitas diri. "Yang memiliki KTP akan kami bina. Kalau tidak punya bisa dikenai tipiring," tukas Sirait.
Ada yang menarik perhatian Sirait. Yakni soal tanggung jawab pemilik penginapan. Yang memberi keleluasaan bagi mereka yang tak mengantongi identitas.
"Tempat-tempat itu banyak yang disalahgunakan. Para pemilik cenderung lebih memikirkan keuntungan, tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku," ucapnya. Dia mendorong pemko untuk menindak tegas pemilik penginapan nakal.
Selain menjaring puluhan remaja, polisi juga menemukan benda mirip alat hisap sabu di sebuah penginapan. Tapi tak ada cukup bukti untuk menjeratnya.
“Masih kecurigaan saja. Karena barang bukti lain yang memperkuat belum kami temukan. Tapi sudah kami limpahkan ke Satreskrim, termasuk juga dugaan prostitusi online dan perdagangan manusia,” pungkasnya. (nur/fud/ema)
