Sambang Lihum Kekurangan Dokter Spesialis, Ayo Ajukan Lamaran

- Rabu, 4 September 2019 | 11:19 WIB

BANJARMASIN - Meski menjadi salah satu rumah sakit besar yang menjadi rujukan pengidap penyakit jiwa, namun RSJD Sambang Lihum masih kekurangan tenaga SDM. Yang paling urgen adalah kurangnya tenaga dokter spesialis di luar kesehatan jiwa dan dokter subspesialis konsultan jiwa. 

Direktur Utama RSJD Sambang Lihum, IBG Dharma Putra membeberkan, kekurangan SDM ini hampir membuat kelas rumah sakit turun ke kelas B yang semula kelas A. “Kami akui SDM kami tak sebanyak rumah sakit daerah lain. Jumlahnya sedikit sekali,” ungkap Dharma.

Kurangnya dokter spesialis jiwa lantaran saat ini dokter yang bersangkutan tengah menempuh jenjang pendidikan dan membutuhkan waktu 2 tahun untuk selesai. “Banyak yang tak mau bertugas ke sini,” selorohnya.

Dampak minimnya SDM ini cukup fatal. RSJD tak lagi bisa melayani pasien rujukan gangguan jiwa dan narkoba. Dharma mengungkapkan, syarat sertifikasi paripurna A adalah harus memiliki 75 persen SDM.

Memenuhi syarat itu, dia sempat memutar otak. Pasalnya jika turun kelas, jabatan direktur pun pangkatnya tak lagi dijabat oleh eselon II. Lalu bagaimana bisa RSJD Sambang Lihum bisa mempertahankan paripurna A?

Dharma mengungkapkan, pihaknya mencari bantuan tenaga medis yang dibutuhkan ke Surabaya, Jawa Timur. “Kami MoU peminjaman tenaga kesehatan spesialis konsultan jiwa dengan rumah sakit di Jawa Timur. Bahkan Pak Gubernur langsung yang telpon ke Gubernur Jatim kala itu,” ungkapnya.

Dia bercerita, proses mendapatkan persetujuan dari Pemprov Jawa Timur hampir tidak memenuhi batas waktu penilaian akreditasi rumah sakit. Proses tanda tangan persetujuan peminjaman dokter waktunya satu bulan, sementara tanggal 12 Agustus 2019 surat tersebut harus disampaikan ke Kemenkes.

“Pak gubernur turun tangan, beliau menelpon Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah. Dan tanggal 6 Agustus kami ke Jawa Timur melakukan MoU. Alhamdulillah akhirnya tak sampai turun kelas,” paparnya.

Lalu bagaimana untuk jangka panjangnya?

Dia mengatakan formasi yang kurang sudah diusulkan pada CPNS 2018 lalu, namun yang disetujui hanya satu orang perawat. Sebagai solusi jangka panjang, pihaknya pun mencari kerjasama dokter spesialis melalui tenaga kontrak.

“Kami juga sudah mengusulkan kebutuhan dokter spesialis. Mudah-mudahan dapat disetujui sehingga melengkapi SDM kami,” ucapnya. 

Meski SDM masih dinilai kurang, Dharma cukup bangga dengan liniernya keterjangkauan, cakupan serta mutu RS.

"Berbicara cakupan rumah sakit ini juga baik. Hal ini terlihat dari rata-rata penggunaan tempat tidur yang mencapai 83 persen. “Jangka waktu pemulihan pun sangat baik, yakni hanya 23 hari, ini lebih cepat dari yang ditargetkan,” tandasnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelanggar Perda Ramadan di HSS Turun Drastis

Selasa, 16 April 2024 | 14:40 WIB

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB
X