Santunan Insiden Crane, Korban dari Kalsel Ditelusuri

- Kamis, 5 September 2019 | 12:43 WIB

BANJARBARU - Setelah ditunggu hampir empat tahun, santunan korban insiden crane jatuh di Masjidilharam pada musim haji 2015 akhirnya cair. Senin (2/9) tadi, KBRI Riyadh menerima 36 lembar cek santunan. Totalnya senilai USD 6,133 juta atau sekitar Rp85,1 miliar.

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kalsel masih menelusuri informasi apakah ada jemaah asal Kalsel yang mendapatkan santunan ini.

"Iya, masih kami cari infonya. Untuk mengetahui, apakah ada orang Kalsel yang mendapatkan santunan dari Arab saudi," kata Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Noor Fahmi.

Dia mengungkapkan, belum mengetahui warga Banua yang mendapatkan santunan lantaran tidak ada laporan pada saat insiden crane terjadi. "Ketika insiden itu terjadi, tidak ada laporan, ada warga Kalsel yang jadi korban. Untuk itu, kami cari informasinya," ungkapnya.

Sementara itu, pencairan santunan sendiri memerlukan waktu hingga hampir empat tahun. Hal itu, disebabkan pihak Arab Saudi menunggu fatwa waris korban wafat. Nota fatwa waris yang merupakan domain Kemenag hingga saat ini belum selesai. Untungnya, pihak Arab Saudi memberikan kemudahan pencairan meski fatwa waris belum keluar.

Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyampaikan langsung informasi cairnya santunan crane tersebut. Cek, kata dia, diterima dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk para korban musibah jatuhnya crane pada 11 September 2015.

Cek tersebut diserahkan Penasihat Hukum Deputi Konsuler Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi Mohammad Alshammeri kepada Koordinator Perlindungan Warga KBRI Riyadh Raden Ahmad Arief.

”Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohamed bin Salman atas empati dan perhatian yang luar biasa kepada para jemaah haji Indonesia,” ucapnya, baru-baru tadi.

Dia menuturkan, cek yang diterima terdiri atas dua kelompok. Yakni, cek senilai masing-masing USD 133.333 atau 500 ribu riyal (Rp1,8 M) untuk korban luka berat. Kemudian, cek senilai 1 juta riyal (Rp 3,7 M) untuk setiap korban meninggal atau cacat tetap. Lalu, ada satu cek untuk korban luka berat yang masih memerlukan pencocokan data paspor. ”Sehingga total ada 36 cek,” ujarnya.

Namun, Maftuh tidak bersedia memberikan informasi detail terkait dengan cek tersebut. Jajaran Kemenag juga tertutup terkait dengan detail santunan itu. Pejabat yang terkait dengan haji tidak memberikan informasi mengenai perincian berapa jemaah yang wafat, cacat tetap, dan luka berat.

Informasi yang beredar, jumlah korban wafat mencapai 12 orang. Sisanya korban luka berat maupun cacat tetap.

Maftuh menjelaskan, KBRI Riyadh sudah menyampaikan detail laporan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Berikutnya, dilakukan koordinasi dengan Kemenag untuk finalisasi administrasi penyerahan dana santunan itu kepada ahli waris.

Menag Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi komitmen Kerajaan Arab Saudi. ”Ini bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian yang amat patut diapresiasi,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa Kemenag siap membantu Kemenlu untuk mempercepat finalisasi administrasi. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB

Libur Lebaran, 2 Kecelakaan Maut di Banjarmasin

Senin, 15 April 2024 | 12:10 WIB
X