Duh, Susahnya Menjaga Hutan Lindung di Banjarbaru: Dimusuhi, Dilabrak, hingga Dibawakan Parang

- Senin, 9 September 2019 | 12:31 WIB

Dahsyatnya perambahan dan pembalakan hutan bukan hanya terjadi di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Hutan-hutan kecil di perbatasan wilayah Banjarbaru diam-diam sudah lama menjadi sasaran. Beruntung, di tengah-tengah bancakan tanah negara, masih ada orang-orang yang mau peduli. Meski risikonya mereka harus melawan banyak orang yang ingin

----

Ispendi Susanto sejatinya hanyalah seorang pekerja bengkel radiator. Keahliannya di bidang otomotif membuatnya membuka bengkel di Jalan Karya Manuntung, Liang Anggang--tepat di lokasi masuk ke Handil Pikul. Ini adalah sebuah wilayah kecil yang jarang sekali diketahui oleh warga Banjarbaru perkotaan.

Di awal-awal tahuan 2010, Radar Banjarmasin pernah menuliskan kondisi perkampungan kecil yang dulu disebut Handil Pikul ini. Saat itu listrik bahkan belum masuk ke sana. Setelah listrik PLN masuk tak lama kemudian, rona-rona pembangunan mulai masuk ke wilayah yang dirintis oleh seorang pahlawan perjuangan bernama Mbah Pikul ini.

Pembangunan pula yang membuat hutan yang dulu lestari di sana, kini mulai mendapat ancaman. Patok-patoknya bahkan mulai bergeser jauh ke dalam. Kayu galam yang tumbuh di sana dibalak dan tanah -tanahnya kini mulai diklaim. Padahal kawasan itu masuk kawasan hutan lindung.

Kepada Radar Banjarmasin, Ispendi menceritakan perjuangannya mengamankan kawasan hutan yang memiliki luas sekitar 900 hektare tersebut. Pria 40 tahun ini mengatakan ada banyak kepentingan yang terlibat di dalam hutan yang berada di perbatasan antara Banjarbaru dan Kabupaten Banjar tersebut. Dari sana, sejumlah oknum masyarakat mulai mengklaim tanah dan menolak status hutan lindung di wilayah tersebut.

"Banyak kepentingan. Ada yang ingin mengavling lahan di sana supaya bisa digarap atau dijual ke developer. Ada juga yang selalu menebang dan menjual hasil hutannya. Untuk itu, mereka tidak ingin ada status HL," ungkapnya.

Ispendi dan seorang temannya, juga seorang pekerja bengkel, sudah beberapa kali mencoba menyadarkan warga desa. Namun, lokasi yang berpenduduk 50 KK itu tidak memedulikan. Diduga, mereka mengambil keuntungan dari tanah di sana. "Baru-baru tadi plang batas HL yang kami pasang ada yang merusak. Entah siapa, kami tidak tahu," sebut anggota kelompok tani hutan (KTH) ini.

Upaya KTH untuk bisa menjaga kelestarian hutan dengan menanami ribuan bibit pohon juga selalu ingin digagalkan. Baru-baru ini anggota KTH menanam ribuan bibit pohon untuk penghijauan di kawasan itu. Namun, mereka mendapati tiba-tiba bibit mereka rusak.

"Ada sekitar 15 ribu bibit yang kami tanam. Tapi, sekarang mungkin hanya sekitar dua ribuan. Karena ada yang merusak," tuturnya.

Pendi juga mengaku selalu didatangi orang yang tidak suka dengan sikapnya yang ingin mempertahankan HL. Bahkan, adapula yang sampai membawakan parang. "Kalau cuma mengancam dibunuh itu biasa," ucap anak seorang veteran perang Timtim ini.

Tekadnya untuk menjaga kelestarian HL masih begitu kuat. Sebab, menurutnya HL sangat penting untuk paru-paru kota dan mencegah bencana banjir. "Hutan ini sumber oksigen untuk masyarakat luas. Mungkin hal itu yang belum dipahami para oknum itu, sehingga tidak ingin ada status HL," ujarnya. Dia menyadari tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan masih sangat rendah.

Keinginannya untuk ikut menjaga HL sendiri muncul ketika mulai bergabung dalam KTH Berkat Karya pada tahum 1980-an. Di mana, saat ini dia dipercaya sebagai ketua dalam kelompok itu.

KTH beranggotakan 100 orang tersebut dipercaya mengelola sekitar empat hektare kawasan HL. Untuk melakukan penanaman bibit yang tidak merusak kelestarian hutan. "Kami mungkin hanya menanam bibit buah yang bisa tumbuh tanpa merusak hutan. Bukan tanaman horti, yang melakukan pembukaan lahan," kata Pendi.

Namun, sebelum menanam bibit buah dia menuturkan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan reboisasi dengan menanami bibit tanaman perdu di kawasan hutan. "Namun, upaya reboisasi kami selalu ingin digagalkan sejumlah oknum," tuturnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X