Mendarat Darurat, KNKT Periksa Heli Water Bombing

- Sabtu, 14 September 2019 | 14:38 WIB

BANJARBARU – Peristiwa pendaratan darurat helikopter water bombing di persawahan Kelurahan Sungai Tiung, Cempaka, Kamis (12/9) sore, ternyata mengundang kehadiran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Mereka turun langsung untuk memeriksa capung besi buatan Rusia itu.

Informasi turunnya KNKT disampaikan Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Sjamsudin Noor Mayor Lek Agus Susanto. Dia mengungkapkan, ada dua orang dari KNKT yang datang untuk mengecek kondisi Helikopter Kamov Ka-32 UR-CIW tersebut. "Mereka mulai melakukan pengecekan hari ini (Jumat)," katanya.

Menurutnya, sudah menjadi prosedur KNKT yang melakukan pemeriksaan jika ada insiden pesawat. "Sekecil apapun insidennya, memang harus dari KNKT yang memutuskan dan menilai, bagaimana kondisi pesawat. Apakah layak terbang atau tidak," ungkapnya.

Lanjutnya, sebelum KNKT selesai melakukan pemeriksaan. Hingga kini belum diketahui secara pasti masalah apa yang ada pada heli sehingga pilot memutuskan untuk mendarat darurat. "Permasalahan baru diketahui dari hasil pemeriksaan KNKT tersebut. Kalau masalah cepat diketahui, mungkin sepekan heli sudah baik," ujarnya.

Namun, dari laporan yang mereka terima, Agus menyampaikan, pilot heli bernama Kapten Serge memutuskan untuk mendarat darurat lantaran kru heli mendengar suara yang tidak normal di bagian mesin. "Ketika mendengar suara mesin ada keanehan, pilot langsung melepas buket air. Lalu, mendarat di kawasan terbuka. Prosedurnya memang seperti itu, demi keselamatan," bebernya.

Secara terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Sahruddin menyampaikan, tak beroperasinya satu heli water bombing sedikit mempengaruhi upaya mereka dalam memadamkan kebakaran hutan dan lahan. "Karena kita saat ini sangat memerlukan heli untuk memadamkan api di Banjarbaru. Supaya, asap tak menyelimuti bandara," ucapnya.

Dengan berkurangnya satu heli yang diduga lantaran mengalami kerusakan mesin, dia menuturkan saat ini tinggal empat heli water bombing yang beroperasi untuk memadamkan api. Serta, dua heli patroli untuk pemantauan. "Semuanya selalu beroperasi setiap hari. Apalagi saat ini, di Banjarbaru setiap harinya selalu ada enam sampai 10 hotspot yang harus dipadamkan," tuturnya.

Khusus untuk Helikopter Kamov Ka-32 UR-CIW yang disewa BNPB untuk diperbantukan di Kalsel, Sahruddin mengungkapkan, sebelum mengalami masalah biasanya ditugasi untuk memadamkan api di Banjarbaru hingga Tapin. "Sebelumnya normal, tidak pernah ada permasalahan sejak beroperasi 23 Juli 2019," pungkasnya.

Sementara di lokasi tempat heli mendarat darurat, kemarin tampak dijaga ketat sejumlah aparat. Serta, dipasangi police line agar tidak dimasuki masyarakat. Sebab, selama KNKT belum melakukan penyelidikan lokasi harus steril.

Meski begitu, masyarakat sekitar tetap datang untuk melihat kondisi helikopter. Selain itu, mereka juga menyempatkan diri untuk berfoto dengan latar helikopter tersebut. (ris/bin/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tiga Terdakwa Suap di Paser Akui Bersalah

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56 WIB
X