Sumber PDAM Makin Surut, Perkiraan Cuma Tahan 10 Hari

- Sabtu, 14 September 2019 | 14:40 WIB

KOTABARU - Jika prediksi BMKG benar, maka krisis air PDAM bisa jadi yang terparah sejak 10 tahun terakhir. Sekarang waduk sudah sekarat, hujan diperkirakan datang di penghujung tahun nanti.

Kepada Radar Banjarmasin, Kepala BMKG Kotabaru, Cucu Kusumayancu, Senin (9/9) tadi mengatakan. Dari hasil analisa, hujan diperkirakan baru akan tiba, dengan intensitas yang cukup di November.

Sementara itu, Humas PDAM Kotabaru, Syarwani, (13/9)  mengungkapkan, ketinggian waduk andalan di Gunung Ulin tinggal 140 sentimeter. Sumber air baku PDAM Kotabaru ini diperkirakan hanya bisa bertahan sekitar 10 hari ke depan.

Sekarang kata Syarwani, PDAM terus bergerak di lapangan. Mencari sumber-sumber air baku. Juga membuat penampungan air alternatif. Air tersebut kemudian didistribusikan dengan truk tangki PDAM kepada warga. Tapi tidak gratis, PDAM menghargai satu truk kapasitas 4.000 liter seharga Rp140 ribu. "Ganti biaya operasional saja," kata Syarwani.

Selain itu, ada pula truk tangki milik BPBD yang membagikan air gratis ke masyarakat. Ada pula air gratis yang dibagikan truk tangki SJA Peduli. SJA adalah inisial Bupati Kotabaru, Sayed Jafar Alaydrus.

Meskipun warga yang ditemui Radar Banjarmasin berharap, ada solusi yang lebih permanen terhadap masalah menahun kekeringan di Kotabaru ini. "Dengan kekuasaan beliau sebagai penentu kebijakan. Bisa memberi solusi yang lebih baik, tidak sekadar membagi air," kata Rafi, warga di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar.

Momen kekeringan juga dimanfaatkan para penjual air dadakan. Mereka mulai beraksi keliling kota menjual air pakai pikap. Tiap tahun pikap-pikap hitam dan tong warna jingga jadi pemandangan lumrah. Pikap ini tidak hanya memasok rumah tangga, tapi juga industri, seperti pabrik minyak dan perhotelan.

Dari mana mereka mengambil air? Ternyata masih di sekitar Pulau Laut. Ada sumber-sumber yang mampu bertahan. Seperti aliran air kaki Sebatung di Gunung Ulin, Mandin, Tirawan dan beberapa titik di Kecamatan Pulau Laut Timur.

Tidak hanya di pusat kota, krisis air juga dirasakan warga pesisir di Pulau Laut. Mereka harus berjalan lebih jauh untuk mengambil air. Pemandangan yang selalu berulang dari tahun ke tahun di musim kemarau.

Padahal menurut Noor Ipansyah, mantan Dirut PDAM Kotabaru, solusi penanggulangan kemarau sudah pernah dikaji dengan dana ratusan juta rupiah. “Solusinya ya banyak bangun waduk dan embung,” tandasnya. (zal/bin/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB

Wilayah Kalsel Rawan Diguncang Gempa

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:45 WIB
X