Oktober Diprediksi Baru Mulai Hujan, Kalsel Dalam Kondisi Puncak Kemarau

- Minggu, 15 September 2019 | 12:59 WIB

BANJARBARU - Fenomena Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang melanda Kalsel benar-benar telah mengganggu aktivitas hari-hari. Efek kabut asap yang ditimbulkan mulai mengepung di mana-mana.

Karhutla sendiri mulai muncul sejak kurang lebih dua bulan lalu. Tepat ketika Kalsel mulai memasuki musim kemarau. Saat ini, bulan September disebut merupakan puncak musim kemarau. Tak ayal Karhutla makin marak terjadi di beberapa titik.

Secara prediksi musim. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarmasin menyebut bahwa hingga akhir September Kalsel masih akan menjalani musim kemarau. "Untuk bulan September ini memang kita berada di puncaknya musim kemarau," terang Prakirawan BMKG Syamsudin Noor, Purwo Aji.

Kondisi ini pun kata Aji diprediksi tak akan cepat berlalu. Sebab secara prakiraan pihaknya, musim hujan diprediksi akan datang ke Kalsel di akhir bulan Oktober.

"Untuk awalnya (musim hujan) di sini kami prakirakan paling cepatnya di 10 hari terakhir bulan Oktober. Ini paling cepatnya, bisa saja bergeser," katanya.

Bahkan di beberapa daerah di Kalsel, Aji menyebut ada yang bakal terlambat. "Iya, rata-rata bisa di awal November baru agak merata hujannya untuk tahun ini."

Dikomparasikan dengan periode lalu. Dari catatan BMKG, disebutkan bahwa sebagian besar dan rata-rata jika musim hujan di Kalsel mengalami kemunduran jadwal.

"Sebagian besar Kalsel awal musim hujannya memang agak mundur dari biasanya. Namun, Insya Allah di bulan pertengahan Oktober kita prakirakan sudah mulai ada hujan, namun tidak banyak masih hujan lokal dan tidak merata," bebernya.

Memang puncak kemarau begitu dirasakan sekarang. Selain cuaca yang begitu terik hingga keringnya beberapa sumber air. Efek kemarau juga membuat Karhutla cepat terpantik dan melebar.

Sejauh ini, untuk Wilayah Banjarbaru Karhutla telah membakar lebih dari 359 hektare dengan total kejadian 198 kali. Untuk wilayah, Landasan Ulin masih yang terluas dengan luasan terdampak mencapai 108 hektare lalu diikuti Liang Anggang dengan total luasan 78 hektare yang terdampak Karhutla. (rvn/ram/ema)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X