26.000 Warga Terserang ISPA, 1 Pesawat Terpaksa Dialihkan ke Surabaya

- Senin, 16 September 2019 | 10:58 WIB

BANJARMASIN - Kabut asap di Kalsel yang semakin pekat dan meluas mulai membuat banyak warga terserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Dinas Kesehatan Kalsel mencatat, sejak Januari hingga Agustus 2019 sudah ditemukan 26 ribu lebih kasus ISPA.

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel M Muslim mengatakan, kasus ISPA mulai naik pesat pada Agustus sampai September ini. "Dari Juli ke Agustus semakin banyak kasus ISPA yang dilaporkan. Di kabupaten/kota kenaikan kasusnya ada yang sampai 40 persen," katanya.

Dia menyampaikan, kasus ISPA terbanyak ditemukan di Kabupaten Banjar dengan total 4.522. Disusul Banjarbaru; 4.295 kasus dan Batola 3.042. "Di tiga daerah ini kasusnya memang terus naik signifikan, lantaran paling terdampak dengan kabut asap," ucapnya.

Muslim menjelaskan, rata-rata warga yang terserang ISPA mengeluh batuk dan sesak nafas. Lantaran sering beraktifitas di luar rumah saat kabut asap. "Untuk itu, kami minta agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Sebab, kualitas udara kita sekarang sangat mengkhawatirkan diakibatkan oleh kabut asap," jelasnya.

Kalaupun harus keluar karena ada kepentingan mendesak, dia meminta supaya masyarakat senantiasa menggunakan masker. "Kami juga sudah membagikan puluhan ribu masker di beberapa titik," ucapnya.

Selain itu, Muslim juga mengimbau, supaya masyarakat memperbanyak minum air putih. Serta, menjaga kebersihan lingkungan sekitar. "Kalau ada makanan yang terpapar debu bekas kebakaran yang beterbangan, usahakan jangan dimakan," imbaunya.

Untuk mengantisipasi bertambahnya penderita ISPA, Dinkes Kalsel sudah membuka pelayanan kesehatan selama 24 jam. "Untuk daerah-daerah yang parah, yang tinggi kasus ISPA, kita minta Puskesmas di sana buka 24 jam," tutur Muslim.

Secara terpisah, Kepala Dinkes Banjar Ikhwansyah membenarkan jika daerahnya menjadi yang terbanyak ditemukannya kasus ISPA. "Karena jumlah penduduk Kabupaten Banjar terbanyak kedua setelah Banjarmasin, begitu juga luas wilayahnya terluas kedua setelah Kotabaru. Jadi wajar kasus ISPA di sini terbanyak," bebernya.

Dia menyampaikan, kasus ISPA di Banjar mulai meningkat tajam dalam sebulan terakhir ini. Di mana pada Agustus saja ditemukan 1500 lebih kasus. "Kalau dilihat dari data, faktor utamanya memang dari kabut asap," paparnya.

Di Kabupaten Banjar sendiri kasus ISPA terbanyak ditemukan di Kertak Hanyar, Gambut, Sungai Tabuk, Martapura Timur dan Martapura Barat. "Wilayah itu memang setiap tahun jadi langganan," pungkasnya.

Sementara itu, kabut asap yang menyelimuti Bandara Syamsuddin Noor kemarin pagi kembali membuat jadwal penerbangan amburadul. Total, ada enam pesawat yang mengalami penundaan keberangkatan atau delay lantaran jarak pandang yang tidak aman.

"Hari ini ada enam penerbangan keberangkatan yang delay, karena visibility (jarak pandang) di runway hanya 200 meter," ujar Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Aditya Putra Patria.

Dia merincikan, enam penerbangan itu tiga diantaranya dari Lion Air jurusan Surabaya, Jakarta dan Yogyakarta. Kemudian, dua penerbangan Wings Air tujuan Balikpapan dan Batulicin. Serta, Garuda Indonesia jurusan Jakarta.

Selain mengganggu jadwal keberangkatan, kabut asap juga mengacaukan jadwal kedatangan. Ada 5 penerbangan yang sedianya akan mendarat terpaksa standby di bandara asal.

Bahkan satu pesawat Lion Air JT 320 yang sudah terbang dari Jakarta, batal mendarat dan dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya. "Pesawat dialihkan karena di sini tidak memungkinkan untuk mendarat," ucap Adit.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Sabu di Samboja Ditangkap di KuburanĀ 

Jumat, 26 April 2024 | 19:32 WIB

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB
X