BANJARMASIN - Pemko memberikan sosialiasi kepada calon penghuni rumah susun sewa (rusunawa) di Jalan Teluk Kelayan, kemarin (17/9).
Rusunawa itu rupanya bisa dibuka lebih cepat. Tak perlu menunggu proses hibah dari pemerintah pusat. Itulah yang disampaikan Kepala Satker Pengembangan Perumahan Dirjen PUPR Bisma Staniarto.
Mengingat nilai aset rusunawa itu diatas Rp10 miliar. "Prosesnya panjang. Tapi pemanfaatannya sudah mendapat izin dari Dirjen PUPR. Serah terima bisa sambil menunggu," jelasnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Banjarmasin Ahmad Fanani Syaifudin, rusunawa Teluk Kelayan diprioritaskan bagi warga setempat yang terkena penggusuran.
Syaratnya, berpenghasilan rendah, sudah berkeluarga, dan diutamakan pasangan dengan maksimal dua anak. Tentu saja, pendaftar harus menunjukkan buku nikah dan kartu keluarga sebagai bukti.
Syarat lain, bersedia menabung Rp150 ribu selama tiga tahun. Saldonya tidak boleh diambil. Tujuannya, agar warga tak terpaku tinggal di rusunawa.
"Jadi setelah tiga tahun, mereka keluar dari sini dan bisa mengkredit rumah bersubsidi. Modalnya ya dari tabungan itu," jelas Fanani.
Berapa sewanya per bulan? Pemko belum menetapkan. Jadi sifatnya masih iuran Rp400 ribu per bulan. Sama untuk semua kamar. Iuran itulah yang dipakai untuk menutupi tagihan listrik dan air leding.
Pendaftaran sudah dibuka sejak kemarin hingga 21 September nanti. Pada 26 September baru bisa ditempati. Rusunawa Teluk Kelayan memiliki empat lantai. Punya 56 kamar, lengkap dengan perabot sederhana.
Enam kamar disisihkan untuk penyandang disabilitas. Berada di lantai satu. Lantai dan pintu kamar difabel itu juga berbeda. "Pintu dibuat lebih besar, lantainya lebih rata. Agar mudah diakses difabel," pungkas Fanani.
Calon penghuni kamar dari kaum difabel, Slamet menyebutkan, ruangan kamar di rusunawa cukup layak. Mereka bahkan sudah mencobanya. "Nyaman di sini. Saya raba dan ketuk lantainya, melewati pendengaran saya. Semoga setelah tinggal di sini bertambah nyaman," harapnya. (hid/fud/ema)
