Heli yang Mendarat Darurat Beberapa Waktu Lalu, Sudah Boleh Beraksi Kembali

- Rabu, 18 September 2019 | 13:00 WIB

Usai melakukan pemeriksaan selama beberapa hari, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya memperbolehkan helikopter water bombing yang mendarat di persawahan Kelurahan Sungai Tiung, Cempaka, Kamis (12/9) tadi, kembali beroperasi di Banua.

---

Informasi tersebut disampaikan Pengawas BNPB Kolonel Paskhas Mahfud. Dia menyampaikan, KNKT telah menyerahkan Helikopter Kamov Ka-32 UR-CIW tersebut kepada mereka selaku operator. "KNKT menyerahkan heli ke kami, untuk bertugas lagi di sini," katanya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan KNKT, dia mengungkapkan, helikopter buatan Rusia itu hanya mengalami sedikit permasalahan di bagian mesin. "Saat ini masih dilakukan perbaikan di bagian engine. Kalau sudah selesai, akan dibawa ke Bandara Syamsudin Noor," ungkapnya.

Setelah dipindahkan dari Cempaka ke Bandara Syamsudin Noor, Mahfud menambahkan, selanjutnya heli akan melakukan test flight. "Kemungkinan pada 21 September sudah bisa kembali bertugas," ucapnya.

Segera kembali beroperasinya salah satu heli water bombing, disambut baik oleh BPBD Kalsel. Sebab, Kalsel sangat memerlukannya untuk menambah kekuatan memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang sulit dijangkau dari jalur darat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Sahruddin menyampaikan, tak beroperasinya satu heli water bombing sedikit mempengaruhi upaya mereka dalam memadamkan karhutla yang mengepung sejumlah daerah.

Lanjutnya, semenjak satu heli tidak bisa beroperasi, dia menuturkan hanya ada empat heli water bombing yang bisa digunakan memadamkan api. Serta, dua heli patroli untuk pemantauan. "Semu heli selalu beroperasi setiap hari. Apalagi saat ini, di Banjarbaru setiap harinya selalu ada enam sampai 10 hotspot yang harus dipadamkan," tuturnya.

Helikopter sewaan BNPB yang mendarat di Cempaka sendiri, sebelum mengalami masalah biasanya ditugasi untuk memadamkan api di Banjarbaru hingga Tapin. "Sebelumnya padahal normal, tidak pernah ada permasalahan sejak tiba pada 23 Juli 2019 tadi," bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Sjamsudin Noor Mayor Lek Agus Susanto menyampaikan, dari laporan yang mereka terima, pilot heli bernama Kapten Serge memutuskan untuk mendarat di area persawahan lantaran kru mendengar suara yang tidak normal di bagian mesin.

"Ketika mendengar suara mesin ada keanehan, pilot langsung melepas buket air. Lalu, mendarat di kawasan terbuka. Prosedurnya memang seperti itu, demi keselamatan," paparnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB
X