BANJARMASIN - Kabut asap yang belakangan melanda Kalsel sudah sangat mengganggu. Bukan hanya aktivitas saja, melainkan juga berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Wakil rakyat ikut prihatin.
Wakil Ketua Sementara DPRD Kalsel, Syaripuddin menyatakan rasa prihatinnya. Menurutnya, diperlukan langkah kongkret untuk mengatasi karhutla. Harus dilakukan secara bersama-sama, baik dari pemerintah daerah, aparat terkait, termasuk DPRD. Caranya dengan turun langsung ke lapangan memberikan pengetahuan atau edukasi kepada masyarakat agar jangan membakar lahan.
Cara ini dinilai Bang Din, begitu sapaannya, justru cukup efektif. Itu pernah dipraktikkannya saat menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu). “Alhamdulillah itu cukup berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan, terutama yang dilakukan masyarakat,” jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, kemarin (19/9).
Rizki Niraz Anggraini juga prihatin. Anggota DPRD Kalsel dari Partai Hati Nurani (Hanura) itu heran persoalan kabut asap selalu terjadi setiap tahun. Padahal pemerintah dari tingkat daerah sampai pusat sudah sering sosialisasi. Mengimbau masyarakat yang ingin membuka lahan jangan membakar lahan.
“Belum dapat dicarikan solusinya. Selalu terulang,” ujarnya.
Menurutnya, tim penanggulangan karhutla sudah bekerja maksimal. Namun belum mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi. Ini yang perlu dipikirkan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi karhutla tersebut.
“Apakah masalahnya karena peralatan terbatas, anggaran kurang, kondisi cuaca, atau masalah lainnya,” kata politisi muda ini.
Rizki sepakat anggaran untuk penanganan karhutla ini sebaiknya lebih diutamakan pada proses pencegahan atau antisipasi. “Kalau sudah kejadian seperti sekarang, tentu agak repot menanganinya,” tuntasnya.(gmp/dye/ema)
