Riam Kanan Surut, Sisa Satu Turbin Beroperasi, Nafsu Makan juga Ikan Ikut Turun

- Sabtu, 21 September 2019 | 11:29 WIB

MARTAPURA - Panasnya cuaca dan minimnya curah hujan dalam beberapa bulan terakhir membuat debit air Waduk Riam Kanan menyusut drastis. Akibatnya, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir PM Noor pun terganggu.

Assistant Manager Komunikasi pada PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Kalimantan, Niki Rendra Adisetiawan mengatakan, turun drastisnya permukaan waduk membuat PLTA hanya bisa mengoperasikan satu turbin.

"Dari tiga turbin yang ada, dua turbin terpaksa kita matikan supaya arus air yang surut bisa digunakan dengan maksimal," katanya.

Ditambahkannya, hanya dioperasikannya satu turbin maka saat ini PLTA hanya bisa menghasilkan daya listrik 10 megawatt. "Kalau ketiga turbin beroperasi daya yang dihasilkan PLTA normalnya bisa 30 megawatt," tambahnya.

Untuk bisa mengoperasikan seluruh turbin, Niki mengungkapkan, debit air Waduk Riam Kanan harus di atas 60 meter. "Sementara saat ini debit airnya cuma 55,5 meter. Menyusut sekitar 10 meter dibandingkan hari biasa, saat curah hujan cukup," ungkapnya.

Namun, walaupun hanya satu turbin yang beroperasi dia memastikan hal itu tidak mengganggu sistem kelistrikan di Kalsel. "PLTA Riam Kanan tidak terlalu berpengaruh, karena hanya bagian kecil pembangkit yang ada di Kalimantan. Kalau di sana dayanya sedikit, masih ada pembangkit lain yang bisa menyuplai listrik. Seperti, PLTU Asam-Asam, PLTU Teluk Balikpapan dan lain-lain," ucapnya.

Meski sistem kelistrikan tak terganggu, Niki menyampaikan, surutnya air waduk bisa berdampak ke masyarakat sekitar yang selama ini memanfaatkan aliran air dari waduk. "Maka dari itu, baru-baru ini kami telah mengimbau para warga di bawah aliran agar dapat menyesuaikan surutnya air. Apalagi bagi petani ikan yang punya keramba di aliran sungai," paparnya.

Secara terpisah, salah seorang pemilik keramba di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio menyampaikan bahwa menyusutnya debit air belum terlalu berdampak ke ikan mereka. "Ikan masih aman, hanya saja nafsu makannya mulai berkurang," paparnya.

Untuk menghindari gagal panen, dia menuturkan, sejumlah petani pun kini mulai mengosongkan keramba mereka. "Yang sudah panen, untuk sementara tidak mengisi bibit. Sebelum musim hujan tiba," tuturnya.

Sementara itu, dari pantauan Radar Banjarmasin menyusutnya Waduk Riam Kanan sangat terlihat. Karena, daratan yang ada di Pelabuhan Desa Tiwingan Lama tampak lebih luas dari biasanya. "Daratan di bawah ini saat musim hujan terendam air, tapi sekarang bisa digunakan untuk parkir mobil," ujar Ami salah seorang warga sekitar.

Meski begitu, dia menyampaikan bahwa penyusutan permukaan air masih belum parah. "Ini belum parah. Nanti kalau satu bulan lagi tidak hujan, batang pohon yang ada di tengah-tengah waduk akan terlihat," pungkasnya. (ris/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X