Menonton Manopeng, Tari Magis Asal Basirih

- Selasa, 24 September 2019 | 10:53 WIB

Diiringi gamelan, penari bertopeng bergerak lincah dan liar. Anehnya, penari asal Jalan Banyiur Kelurahan Basirih Kecamatan Banjarmasin Barat itu tak pernah belajar menari.

-- Oleh: NOORHIDAYAT, Banjarmasin --

MALAM semakin larut, penonton pun semakin ramai. Tak satu pun penonton yang beranjak dari tempat duduknya. Pergelaran tahunan tersebut memang sayang jika dilewatkan.

Beberapa penonton malah ikut menari dengan mata tertutup. Terbawa entakan gamelan. Mereka ternyata sedang kesurupan. Dirasuki makhluk gaib yang ingin menari.

Tapi tak ada yang panik. Kesurupan rupanya telah menjadi perkara lumrah bagi penonton kesenian Manopeng, Tari Topeng Banjar asal Basirih.

Mereka akan berhenti dan tersungkur dengan sendirinya. Makanya ada penjaga mengelilingi area pergelaran. Menjaga agar para penari terhindar dari cedera ketika sedang tak sadarkan diri.

Mungkin karena itu pula warga sekitar lebih nyaman menyebutnya sebagai ritual Manopeng. Ketimbang disebut sebagai tarian Manopeng.

Sang dalang, Basrin mengungkapkan, tradisi ini sudah diwariskan sepanjang lima generasi. Dihitung-hitung sudah 150 tahun lamanya.

Bagi keluarganya, Manopeng merupakan agenda tahunan wajib. Sebagai penghormatan kepada leluhur. Sekaligus ajang silaturahmi kerabat dan keluarga.

Jika tak ditunaikan, Basrin yakin bakal ada peristiwa buruk menimpa keluarganya. "Kalau tidak, nanti ada yang dipingit. Atau ada salah seorang anggota keluarga dijangkiti penyakit," kisah lelaki 60 tahun itu.

Tradisi itu hanya berlaku bagi ahli waris keluarga. Bukan masyarakat Banyiur keseluruhan. Manopeng lazimnya digelar pada bulan Muharram. Bulan pertama pada kalender Hijriah.

Bukan hanya warga sekitar yang datang menonton. Terkadang, adapula turis dari luar negeri yang datang kemari. Entah dari mana mereka mendapat informasi soal Manopeng.

Dimulai jam 8 malam, tahun ini ada tamu spesial. Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina dan camatnya ikut menonton. Membaur bersama masyarakat sekitar.

Malam itu, dari ratusan penonton, ada dua lelaki dan delapan perempuan yang kesurupan dan ikut menari. Basrin tampak tenang. Dia menjamin keadaan masih bisa diatasi.

Perihal topeng yang dikenakan, dijelaskan Basrin, ada perbedaan karakter antar topeng. Ada yang menggambarkan tokoh baik dan tokoh jahat. Salah satunya bernama Sangkala. Dipercaya sebagai simbol pengusir keburukan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X