Aksi #SaveMeratus di HST: Banyak yang Kecewa, Sejumlah Pendemo Memilih Walkout, Ternyata Gara-gara ini

- Selasa, 24 September 2019 | 11:27 WIB

Aksi #Save Meratus yang digelar di Lapangan Dwi Warna Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), kemarin (23/9) siang, diwarnai walkout oleh sejumlah mahasiswa peserta aksi unjuk rasa. Mereka menilai aksi tersebut telah ditunggangi kepentingan politik oleh segelintir oknum politisi.

----

Sebelumya, aksi yang digelar sebagai respons terhadap Konferensi Global Climate Action Summit 2019 yang digelar di New York Amerika Serikat itu berjalan dengan lancar.

Dimulai sejak pukul 09.00 pagi, peserta aksi datang dari berbagai kalangan. Mulai dari para pelajar, mahasiswa, masyarakat adat, aktivis lingkungan, hingga masyarakat dari berbagai elemen lainnya yang tergabung dalam Aliansi Save Meratus.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, aksi yang diikuti masyarakat adat itu juga melibatkan ritual dan doa. Meminta keselamatan dan lancarnya aksi unjuk rasa. Setelah itu, peserta aksi secara bergantian menyampaikan orasi, hingga membacakan puisi.

Namun, ketika giliran salah seorang peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa, Muhammad Al Ikhwan berorasi dia tak hanya menyampaikan sejumlah tuntutan yang salah satunya adalah menuntut Pemerintah untuk mencabut semua izin pertambangan di Kalsel, namun juga menyampaikan kekecewaan.

“Kami datang jauh-jauh dari Banjarmasin dan Banjarbaru, berkomitmen untuk memperjuangkan Pegunungan Meratus terbebas dari pertambangan. Bukan untuk mendengarkan ceramah atau janji-janji dari politisi,” cecarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh mahasiswa lainyang berorasi, Rizal Al Niagara. Dia mangatakan bahwa sebagai mahasiswa pihaknya tak ingin disetir untuk mengikuti aksi unjuk rasa yang bernuansa politis. Atau terkesan ditunggangi oknum politisi.

“Sepatutnya, kita bicara soal isu lingkungan. Jangan malah dijadikan ajang kampanye,” ucapnya. Tak lama setelah Rizal Al Niagara menutup orasinya, puluhan mahasiswa lainnya melakukan aksi walkout. Meninggalkan lokasi aksi unjuk rasa.

Dalam aksi unjuk rasa yang digelar kemarin, memang ada beberapa politisi yang ikut serta. Sebagian di antaranya yakni anggota DPRD HST dari Partai Berkarya, Yazid Fahmi dan Supriadi, anggota DPRD HST dari Partai Keadilan Sejahtera. Namun dalam orasinya, baik Yazid maupun Supriadi, menyampaikan bahwa kehadirannya atas inisiatif sendiri.

“Saya hanya ingin memastikan, bahwa pemerintah tidak hanya melakukan janji sebatas di tulisan. Setiap kegiatan daerah, terpampang Save Meratus, saya pikir itu belum cukup. Pemerintah harus turut serta mengawal,” ucap Yazid.

Yazid juga menambahkan, sebagai anggota DPRD HST, dia berkomitmen untuk berjuang bersama masyarakat menyelamatkan Pegunungan Meratus, dari adanya pertambangan.

“Mohon izin meninggalkan acara, karena harus berangkat ke Banjarmasin, untuk melaksanakan tugas,” tambah Yazid, menutup orasinya siang itu.

Terkait aksi walkout yang dilakukan oleh mahasiswa peserta aksi #Save Meratus, Koordinator Mahasiswa Abdul Hakim, mengatakan bahwa pihaknya merasa bahwa isu #Save Meratus pada aksi kali ini diciderai oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan politis. Bahkan, saat melakukan aksi, ajakan untuk mendukung salah satu calon juga sempat terdengar.

“Keinginan kami, penyelenggara aksi dapat menghadirkan Bupati HST dan Ketua DPRD HST guna menunjukkan komitmen bersama menjaga Pegunungan Meratus. Tapi mana, yang nampak justru hal-hal berbau politis,” ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X