Jika 2 Pekan Tak Bisa Atasi Karhutla, Gubernur Dituntut Mundur, Begini Tanggapan Paman Birin

- Rabu, 25 September 2019 | 11:59 WIB

BANJARBARU - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kalsel, Selasa (24/9), tumpah ruah di Kantor Sekretariat Daerah Pemprov Kalsel. Di sana mereka berorasi menuntut keseriusan Pemprov Kalsel dan aparat penegak hukum dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Berdiri tepat di depan Kantor Setdaprov Kalsel, massa dari Aliansi Mahasiswa Kalsel tersebut langsung mencari Gubernur Sahbirin Noor yang dianggap paling berwenang untuk bicara penanganan karhutla. "Mana gubernur? Keluar," teriak mereka.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, sempat terjadi aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan mahasiswa. Lantaran ditunggu beberapa saat gubernur tak kunjung keluar. 

Tetapi sebelum suasana semakin memanas, gubernur bersama para pejabat tinggi pemprov terlihat keluar menghampiri para pendemo. 

Kedatangan gubernur yang akrab disapa Paman Birin itu membuat suasana menjadi tenang. Koordinator aksi mengajak seluruh mahasiswa untuk duduk, termasuk aparat keamanan dan pejabat yang hadir. 

Dalam kesempatan itu, Paman Birin menyampaikan bahwa pemerintah daerah sudah berupaya semaksimal mungkin dalam menanggulangi karhutla. "Waktu masih musim hujan pun kami sudah melakukan pencegahan karhutla dengan membentuk masyarakat peduli api di kabupaten dan kota," ucapnya.

Saat musim kemarau tiba dan mulai terjadi banyak karhutla, dia menuturkan bahwa pemerintah bersama kepolisian dan TNI sudah berupaya maksimal dalam melakukan pemadaman. "Kami akan berjuang sampai titik penghabisan untuk mengatasi karhutla," tuturnya. 

Ketika gubernur selesai berbicara, giliran mahasiswa menyampaikan keresahan mereka terkait karhutla yang terus terulang tiap tahunnya. Mereka meyakini karhutla di Kalsel terjadi karena oknum pembakar lahan. “Kami minta korporasi pembakar lahan ditindak dengan tegas," seru salah satu seorang peserta aksi. 

Paman Birin pun langsung berjanji di hadapan mahasiswa bahwa pihaknya bakal menindak tegas pelaku pembakar lahan. "Saat ini sudah ada sejumlah pelaku yang diproses pihak kepolisian, baik perorangan maupun korporasi," ujarnya. 

Tak puas hanya dengan janji, mahasiswa mendesak Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk menandatangani kertas berisikan tuntutan mereka.

Total ada tujuh poin tuntutan yang diminta mahasiwa. Yakni, berkomitmen tidak ada lagi pembukaan lahan sawit dan lahan untuk kepentingan pribadi. Lalu, bertindak serius dalam menanggulangi karhutla, melakukan pengawasan secara berkala dan pencegahan kebakaran lahan gambut atau lahan yang rentan terbakar agar karhutla tidak jadi kejadian tahunan.

Kemudian, pemerintah diminta menyediakan tenaga medis dan obat-obatan di daerah yang terkena dampak karhutla, serta melakukan pemeriksaan secara berkala mengenai penyakit yang datang akibat karhutla.

Poin selanjutnya, massa menuntut pemerintah menindak tegas dan secara tuntas para pelaku pembakaran hutan dan lahan sesuai UU yang berlaku. Serta, memberikan santunan kepada masyarakat yang terkena dampak kabut asap dan dibuktikan dengan dokumentasi media.

Dalam tuntutan itu, massa juga meminta Presiden Jokowi menunaikan janjinya mencopot Pangdam, Kapolda dan Danrem yang tidak becus mengatasi karhutla. Selain itu, juga ada desakan kepada gubernur untuk mundur jika tak mampu melaksanakan komitmen itu dengan baik. 

Setelah membaca tuntutan para pendemo, gubernur pun bersedia menandatanganinya. "Atas nama kemanusiaan, saya siap," kata Sahbirin. Meski tuntutan mereka sudah disanggupi gubernur, namun para mahasiswa tampak belum puas.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akali Dana PNPM, Dituntut 1,9 Tahun Penjara

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:27 WIB

Balaskan Dendam Kawan, Keroyok Orang Hingga Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 18:10 WIB

Setelah Sempat Dikeroyok, Seorang Pemuda Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:00 WIB
X