Pikirkan Kepung Mapolda, IMM Kalsel Sesalkan Tindakan Represif Aparat

- Sabtu, 28 September 2019 | 10:55 WIB

BANJARMASIN - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalsel mengutuk keras penembakan yang menyebabkan tewasnya seorang kader IMM Sulteng, Immawan Randi.

Randi tertembak di dada saat aksi penolakan RKUHP Kamis (26/9) tadi. “Satu nyawa tak akan bisa terbalaskan hanya dengan kata maaf. Kami sangat merasa terlukai oleh kejadian ini,” kata Ketua DPD IMM Kalsel, Ahmad Zainal kemarin.

Pihaknya menyesalkan tindakan represif aparat kepada mahasiswa yang melakukan unjuk rasa. “Ini sudah sangat menyakiti hati rakyat, khususnya Kader IMM di seluruh Indonesia,” sebutnya.

Dikatakannya, penggunaan peluru tajam saat penanganan unjuk rasa di Sulteng, sudah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.

Sesuai instruksi Dewan Perwakilan Pusat (DPP), IMM akan menggelar unjuk rasa ke Markas Polda di daerah masing-masing. Pihaknya belum memutuskan kapan seruan tersebut dilakukan di Kalsel.

Sebagai aksi solidaritas dan mendoakan almarhum, pihaknya kemarin melakuan salat ghaib usai Salat Jumat di Masjid Abu Hanifah di Komplek Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Salat gaib ini juga instruksi dari DPP.

Seperti diketahui, Ketua Umum DPP IMM Najih Prasetyo menegaskan, dengan adanya peristiwa penembakan terhadap rekannya, dia menyerukan kepada seluruh DPD IMM se Indonesia agar mengepung Polda disetiap daerah untuk meminta pertanggung jawaban resmi dari pihak kepolisian.

“Tekan Kapolda masing-masing, desak usut kasus ini dan tangani secara terbuka agar kami tahu siapa yang melakukan penembakan dan apa motif melakukan penembakan kepada kader IMM di Kendari,” tegas Najih. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X