Melihat Fenomena Hujan di Musim Kemarau

- Sabtu, 28 September 2019 | 11:17 WIB

Dalam dua hari terakhir hujan berulangkali mengguyur sejumlah wilayah di Kalsel, padahal BMKG menyebut bahwa bulan ini masih musim kemarau.

Lalu apa sebenarnya yang mempengaruhi turunnya hujan?

--

PRAKIRAWAN Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Bayu Kencana Putra menjelaskan, hujan yang turun dipengaruhi oleh kelembaban udara di lapisan bawah dan menengah yang cukup basah.

“Selain itu, di wilayah Kalsel juga terdapat shearline (belokan angin) sehingga potensi untuk tumbuhnya awan-awan hujan cukup besar,” katanya.

Ditambahkannya, hujan yang turun sendiri intensitasnya bervariasi. Mulai dari rendah, sedang hingga lebat. “Kondisi ini berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, karena gelombang di Laut Jawa dan Perairan Kotabaru bisa mencapai 2,5 meter,” tambahnya.

Lanjutnya, hujan berpotensi turun kembali di sejumlah daerah pada hari ini. Yakni, di Kotabaru, Batola, Tapin, HSS, HST, Balangan, HSU, dan Tabalong.

“Penyebabnya sama karena kelembaban udara dan shearline,” bebernya.

 

Secara terpisah, Kepala Seksi Pengolahan Data pada Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru, Miftahul Munir menyampaikan bahwa turunnya hujan pada musim kemarau sesuatu yang normal. “Secara iklim normal. Karena ada beberapa penyebabnya, salah satunya lantaran kelembaban udara,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru memprediksi awal musim hujan akan tiba pada pertengahan Oktober. “Pertengahan Oktober paling cepat, ada pula daerah yang baru memasuki musim hujan pada November dan Desember,” ungkapnya.

Berdasarkan data mereka daerah yang diperkirakan lebih dulu memasuki musim hujan yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Batola, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah. “Empat daerah ini memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober,” ucap Munir.

Sementara itu, pada awal November daerah yang memasuki musim hujan yaitu Banjarbaru, Banjar, Balangan dan Tabalong. “Lalu pada pertengahan hingga akhir November giliran HSS dan Kotabaru yang memasuki musim hujan,” bebernya.

Dijelaskannya, peralihan musim kemarau ke hujan sendiri nantinya ditandai dengan turunnya hujan deras secara tiba-tiba tiap sore hari. “Misal, sore ini hujan, kemudian dua sampai tiga hari berikutnya panas. Lalu, hari berikutnya hujan lagi pada sore harinya. Nah, itu tanda memasuki peralihan musim,” jelasnya.

Akan tetapi, jika hanya hujan sebentar pada siang hari seperti yang terjadi pada beberapa hari terakhir menurutnya hanya fenomena biasa pada musim kemarau. “Walaupun musim kemarau,bukan berarti tidak turun hujan,” ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X