Sebenarnya Kemarau Berakhir di Akhir Oktober, Lalu Hujan Kemarin Fenomena Apa? Begini Kata BMKG

- Sabtu, 28 September 2019 | 11:20 WIB

BANJARMASIN - Tiga hari terakhir, setiap sore Banjarmasin diguyur hujan deras. Disertai angin kencang dan petir. Apakah ini pertanda musim hujan sudah tiba?

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) punya jawabannya. Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru Goeroeh Tjiptanto coba menjelaskannya.

"Kemarau bukan berarti enggak ada hujan. Tetap ada. Hanya saja hujan di titik-titik tertentu dan tidak luas," jelasnya.

Menurutnya, hujan dalam beberapa hari terakhir adalah hal lumah. Fenomena biasa. Ketika air laut menguap dan membentuk gumpalan awan.

Ini efek suhu panas di daratan. "Awan terbentuk karena penguapan air laut. Kemudian terbawa ke daratan," jelasnya.

Apakah ini akibat hujan buatan untuk menghalau kebakaran lahan? Goeroeh tak bisa memastikan. Butuh pengamatan mendalam. Apakah murni atau tidak.

"Untuk mengetahui hujan buatan atau tidak, harus uji lab dari sampel air hujan. Apakah ada garamnya atau tidak. Jadi tidak bisa menduga-duga," ucapnya.

Selain itu mesti melihat arah angin. Apakah memang benar dari awan yang ditaburi garam. "Harus diuji," tegasnya.

Kapan musim hujan sebenarnya tiba? Jawabannya tergantung daerahnya. Menyesuaikan lokasi dan struktur geografi wilayah. "Pada satu daerah awal Oktober, di daerah lain bisa akhir November," sebutnya.

Untuk wilayah Banjarmasin, BMKG memprediksi awal musim hujan baru tiba pada akhir Oktober. Puncaknya pada Januari tahun depan. "Tidak semua daerah di Kalsel ini sama," pungkasnya.

Artinya, pergantian musim masih lama. Setidaknya sebulan lagi. Jika pun hujan terjadi, bisa jadi karena suhu yang terlampau panas atau taburan garam untuk hujan buatan. (nur/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X