Pamali di Era Digital

- Sabtu, 28 September 2019 | 11:23 WIB

BANJARMASIN - Kampoeng Seni Boedaja (KSB) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar Festival Teater Modern 2019, di Gedung Balairungsari Taman Budaya Kalsel, Jalan Hasan Basri, kemarin (27/9).

Festival diselenggarakan selama tiga hari hingga besok (29/9). Ada 18 peserta yang turut meramaikan festival. "Tahun ini pesertanya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," ucap ketua pelaksana, Jubaidah.

Jubaidah mengatakan, teater yang digelar mengangkat cerita tentang mitos Banjar yang disebut pamali (kesialan atau pantangan dalam Bahasa Indonesia).

"Temanya adalah Tali Peranti Pamali di Era Globalisasi. Jadi peserta membawakan cerita tentang pamali di zaman sekarang," katanya.

Salah satu peserta yang tampil adalah Enigma Teater dari FKIP ULM Prodi Bahasa Inggris. Mereka membawakan naskah berjudul Ganjil yang ditulis Dinela.

"Cerita ini tentang mitos pamali bila ada yang berfoto dengan jumlah ganjil. Orang yang posisinya di tengah akan mengalami kesialan. Misalnya tiga orang, lima orang dan sebagainya," ucap sutradara, Muhammad Taufan Almaida.

Lanjutnya Taufan menerangkan, persiapan untuk mementaskan teater kemarin selama tiga pekan. "Alhamdulillah kami puas dengan penampilan hari ini," tukasnya.

Sementara itu penulis naskah, Dinela menerangkan bahwa pementasan ini terinspirasi dari kehidupan asli orang Kalimantan.

"Kehidupan orang Kalimantan dikenal dekat sekali dengan alam. Itulah yang menjadi referensi saya menulis naskah ini. Apalagi latar ceritanya mengambil hutan," jelasnya. (hid/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X