Kelambu Penghalau Kiriman Santet

- Senin, 30 September 2019 | 11:23 WIB

BANJARMASIN - Festival Teater Modern 2019 ditutup kemarin (29/9) di Gedung Balairung Sari, Taman Budaya Kalsel. Event itu milik Kampoeng Seni Boedaja (KSB) Universitas Lambung Mangkurat.

Sebanyak 18 peserta tampil dalam pertunjukan maraton selama tiga hari. Salah satu penampil di hari terakhir adalah

Komunitas Wiramartas yang membawakan 'Kelambu'.

Mengapa harus kelambu? Sutradara sekaligus penulis naskah, Khairur Razikin menjelaskan, ide cerita berawal dari kegelisahan pribadi. Pada zaman sekarang, kelambu dianggap sebagai barang kolot.

"Kelambu sebenarnya bukan cuma pelindung dari gigitan nyamuk, tapi juga pencegah kiriman santet. Contoh Parang Maya. Dengan kelambu, orang dulu percaya bisa terhindar dari serangan santet," jelas Heru, sapaan akrabnya.

Pertanyaannya, apakah mitos itu masih dipercaya? Inilah yang coba dijawab pertunjukan itu.

Kisah ini dimulai dari seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya di sebuah desa terpencil. Sang nenek masih percaya pada Pamali tidur orang Banjar. Tapi cucunya lebih percaya kepada logika.

Sang nenek pun berpesan, apapun yang dilihat dan didengar dari dalam kelambu, dia tidak boleh keluar. Beberapa hari kemudian, ternyata ada kiriman santet dari desa sebelah.

Terbangun dari tidur, si cucu melihat sosok gaib. Dia ketakutan dan berlari keluar dari kelambu. Pesan itu dilanggar dan berakhir dengan tewasnya sang cucu.

"Pesannya, tradisi Pamali jangan dihilangkan cuma karena alasan zaman sudah serba modern," tegas Heru.

Sementara itu, ketua pelaksana festival, Jubaidah mengatakan, pertunjukan terbaik akan diumumkan hari ini di Taman Budaya. "Ada enam kategori. Seperti aktor dan aktris terbaik, sutradara, penulis naskah, penata artistik dan musik terbaik," terangnya.

Panitia bahkan menyediakan hadiah kejutan untuk penonton. "Sekalian nanti ada peluncuran buku antologi puisi," tambahnya. (hid/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X