Waduk Kotabaru Masih Lumpuh, Warga Terpaksa Beli Air Bersih

- Selasa, 1 Oktober 2019 | 12:06 WIB

KOTABARU - Hujan yang beberapa hari terakhir mengguyur Bumi Saijaan belum mampu mengatasi krisis air. Waduk Gunung Ulin masih lumpuh, PDAM sudah tidak bisa lagi memanfaatkan airnya.

Bahkan, belum lama tadi, warga sudah memanen ikan di waduk milik pemerintah itu. "Masih kering. Hujan belum bisa mengairi hulu waduk," kata Humas PDAM Syarwani.

Sudah hampir setengah bulan PDAM lumpuh. Warga di pusat kota terpaksa membeli air dari penjual air yang menggunakan pikap.

Para penjual air itu membeli dari penampungan-penampungan air milik warga. Penampungan itu mendapatkan air dari sungai-sungai besar di kaki pegunungan Sebatung yang belum mengering.

"Masih bisa bertahan. Sampai akhir tahun pun," kata Heri penjual air yang memanfaatkan sungai di kaki Sebatung, di Desa Gunung Ulin, saat ditanya sampai kapan biasanya sungai bisa bertahan di musim kemarau.

Ketua DPRD Syairi Mukhlis mengatakan, masalah krisis air bersih sebenarnya bisa diatasi. Asal pemerintah membangun waduk di lokasi yang potensial.

"Seperti di Seratak. Itu airnya melimpah. Musim kemarau pun masih bertahan. Kemarau ini waktu yang tepat mencari sumber air potensial," ujarnya.

Menurut Syairi, ke depan waduk baru harus dibangun dengan perhitungan yang matang. Sehingga krisis air bisa ditanggulangi. "Pemerintah pusat informasinya siap kucurkan dana untuk pembangunan waduk. Kami sedang berusaha merealisasikan program itu," akunya.

Masih kata Syairi, Bupati Sayed Jafar setuju membangun waduk di daerah Seratak. "Nanti airnya juga bisa dimanfaatkan untuk persawahan di Pulau Laut Timur," kata Syairi.

Sementara itu di lapangan, warga berebut menunggu pembagian air gratis. Ada dua truk yang selalu dinanti warga. Truk air milik perusahaan BKW Group, dan truk milik SJA.

Instansi lain seperti polisi, dan Bandara Gt Sjamsier Alam terlihat hanya sesekali membagikan air gratis. Sementara truk PDAM tetap berbisnis, menjual air kepada warga.

Di pelosok desa, krisis air juga dialami warga. Hanya saja, di pedesaan masih banyak sumur-sumur milik warga yang mampu bertahan. Sumur-sumur itu ramai dirubung warga tiap sore.

Bedanya, di pedesaan warga memang hampir semua tidak mendapatkan layanan dari PDAM. Tidak seperti di pusat kota. Praktis, warga pedesaan menanggulangi sendiri masalah mereka.

"Ada saja airnya. Memang kalau kemarau gini, kami gali lagi sumur. Lumpur yang menumpuk di dasar biasanya menghambat. Setelah lumpur digali, air kembali lancar," ungkap Edi warga di Desa Tanjung Seloka Kecamatan Pulau Laut Selatan. (zal/ay/ran)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X