PDAM Surati Pelaku Perdagangan Air, Kalau Masih Membandel, Bakal Dibawa ke Meja Hijau

- Rabu, 2 Oktober 2019 | 11:57 WIB

BANJARMASIN - Selama kemarau, krisis air bersih tak hanya terjadi di Banjarmasin. Daerah tetangga juga menderita masalah serupa. Ironisnya, di tengah kesusahan yang mendera warga, ada saja yang memanfaatkannya untuk menangguk keuntungan.

Humas PDAM Bandarmasih, Muhammad Nur Wakhid mengatakan, seorang pelanggan di Jalan Tembus Mantuil ketahuan menjual air ke daerah tetangga. Air leding disedotnya menggunakan mesin pompa.

Lalu dijual dengan harga lebih mahal ke wilayah Kabupaten Barito Kuala, Banjar dan Tanah Laut. "Dia menjual air PDAM sampai ke daerah Tabunganen, Aluh Aluh, dan bahkan Kurau," ujarnya, kemarin (1/10).

Pasokan untuk wilayah Mantuil sebenarnya aman-aman saja. Tapi gara-gara aksi perdagangan air itu, suplai air ke pelanggan di Mantuil turut terganggu.

Rupanya, penjualan air itu dalam jumlah besar-besaran. "Sebenarnya, distribusi air ke Mantuil lancar. Tapi karena ada yang menjual keluar daerah, pelanggan di sana pun kekurangan air," tambahnya.

Lalu, apa tindakan PDAM? Wakhid memastikan, PDAM sudah melayangkan surat peringatan kepada si pelanggan. Ditambah menaikkan golongan tarifnya. Semula berlaku tarif rumah tangga, sekarang menjadi tarif niaga.

"Jika masih saja menjual, apalagi keadaan semakin genting, dalam artian krisis air bersih di Banjarmasin semakin menjadi-jadi, tak menutup kemungkinan PDAM akan menyeretnya ke jalur hukum," tegasnya.

Perihal kondisi terkini, kadar garam di Sungai Martapura memang sudah menurun. Tapi masih jauh di atas ambang batas yakni 250 miligram per liter.

Praktis, pasokan air baku dari Intake Sungai Bilu belum bisa diolah. "Sempat turun ke angka 1.400 miligram per liter. Semoga terus berangsur turun," harapnya. (hid/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X