Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengungkapkan pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bernilai penting sebagai sarana membangun sikap, karatekter dan moralitas seorang pegawai negeri sipil (PNS).
---
Kaarena sebenarnya tugas utama PNS adalah menjalankan pengabdiannya kepada negara dan bekerja untuk kepentingan rakyat.
Hal itu disampaikan Paman Birin-- sapaan akrabnya-- saat menghadiri acara Pembukaan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III di Lingkungan Pemprov di Kampus II Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Kalsel, Jl Ambulang, Banjarbaru Kamis (3/10/2019).
"Diklat ini untuk membangun karakter, sikap dan moralitas. Jadi diklatsar ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas terutama bekerja untuk kesejahteraan rakyat,"ujarnya.
Melalui Pelatihan Dasar, Paman Birin menegaskan kepada seluruh CPNS dari seluruh wilayah untuk dapat merawat toleransi dan saling menghormati dengan menjalin komunikasi yang baik antar sesama.
Sebab, PNS adalah wadah dan cerminan NKRI. "Disinilah tempat bagaimana bisa berkomunikasi dan belajar dan beradaptasi," tegasnya.
Gubernur berharap, ketika sudah resmi diangkat menjadi PNS, seluruh CPNS yang mengikuti Diklatsar dapat mengabdikan diri dengan baik demi kepentingan bangsa dan negara.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Kalsel, Drs H Nispuani, MAP, melaporkan tujuan dari pelaksanaan pelatihan diklat CPNS diantaranya adalah membangun moralitas,integritas, dan disiplin. Selain itu juga untuk membentuk semangat dan motivasi kerja dan membentuk karakter dan kepribadian.
Sementara, sasaran dari pelaksanaan pelatihan diklat CPNS Golongan III adalah terwujudnya pegawai negeri dan aparatur sipil negara yang berkompeten, berkarakter, dan profesional dalam menjalankan tugas.
Diklat Dasar CPNS yang dilaksanakan mulai 3 Oktober 11 Desember 2019 diikuti 351 orang peserta sesuai pembagian jadwal. Peserta terbagi kedalam 10 angkatan. Terdiri dari : Angkatan XVI ampai XXV. (bdm/ysf/nta/ran/ema)
