Hujan yang Membasahi Kalsel Bukan Tanda Peralihan Musim

- Sabtu, 5 Oktober 2019 | 12:25 WIB

BANJARBARU - Dalam beberapa hari terakhir hujan kembali mengguyur sejumlah wilayah di Kalsel. Seperti halnya kemarin siang, hujan cukup deras membasahi kawasan Guntung Manggis, Landasan Ulin, Banjarbaru.

Namun, meski intensitas hujan yang turun lumayan tinggi Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor memastikan jika hal itu bukan pertanda pergantian musim dari kemarau ke hujan.

"Hujan yang terjadi dipengaruhi oleh kelembaban udara di lapisan bawah dan menengah yang cukup basah, jadi bukan lantaran akan memasuki musim hujan," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Bayu Kencana Putra.

Selain kelembaban udara, dia menjelaskan, hujan turun juga dikarenakan adanya penumpukan masa udara (konvergensi) di wilayah Kalsel. "Konvergensi berpotensi menumbuhkan awan-awan hujan," jelasnya.

Ditambahkannya, berdasarkan pantauan mereka, hujan akan kembali terjadi di beberapa wilayah di Banua hingga tiga hari ke depan. "Intensitas hujan bervariasi, dari ringan sampai tinggi. Tapi tidak sampai mengakibatkan cuaca ekstrem," tambahnya.

Secara terpisah, Kepala Seksi Pengolahan Data pada Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru, Miftahul Munir menyampaikan bahwa turunnya hujan pada musim kemarau sesuatu yang normal. "Secara iklim normal. Karena ada beberapa penyebabnya, salah satunya lantaran kelembaban udara," ujarnya.

Dia mengungkapkan, Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru memprediksi awal musim hujan akan tiba pada pertengahan Oktober. "Pertengahan Oktober paling cepat, ada pula daerah yang baru memasuki musim hujan pada November dan Desember," ungkapnya.

Berdasarkan data mereka daerah yang diperkirakan lebih dulu memasuki musim hujan yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Batola, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah. "Empat daerah ini memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober," ucap Munir.

Sedangkan, pada awal November daerah yang memasuki musim hujan yaitu Banjarbaru, Banjar, Balangan dan Tabalong. "Lalu pada pertengahan hingga akhir November giliran HSS dan Kotabaru yang memasuki musim hujan," bebernya.

Dijelaskannya, peralihan musim kemarau ke hujan sendiri nantinya ditandai dengan turunnya hujan deras secara tiba-tiba tiap sore hari. "Misal, sore ini hujan, kemudian dua sampai tiga hari berikutnya panas. Lalu, hari berikutnya hujan lagi pada sore harinya. Nah, itu tanda memasuki peralihan musim," jelasnya.

Akan tetapi, jika hanya hujan sebentar pada siang hari seperti yang terjadi pada beberapa hari terakhir menurutnya hanya fenomena biasa pada musim kemarau. "Walaupun musim kemarau, bukan berarti tidak turun hujan," ujarnya.

Lanjutnya, selama intensitas hujan masih di bawah 50 mm selama tiga dasarian atau 10 hari berturut-turut, maka sebutnya itu menunjukkan musim masih kemarau. "Walaupun dalam satu hari ada hujan deras, tapi selama tiga dasarian cuma 50 mm artinya masih musim kemarau," bebernya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyuddin menyampaikan, turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir cukup membantu mereka dalam memadamkan karhutla. "Titik api banyak berkurang setelah hujan turun," katanya.

Namun, dia menuturkan bahwa hujan belum cukup untuk memadamkan api di kawasan gambut. "Ada beberapa titik daerah gambut yang masih berasap, yaitu di Tegal Arum dan Lingkar Selatan," pungkasnya. (ris/bin)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X