Melihat Cara PDAM-PDAM se-Banua Bertahan dari Krisis Air di Musim Kemarau

- Senin, 7 Oktober 2019 | 13:01 WIB

Musim kemarau membuat semua daerah di banua dilanda kekeringan. Warga berharap banyak pada PDAM agar bisa terus memasok air bersih di pengujung kemarau. Celakanya, PDAM juga sama seperti warga: kekurangan sumber air baku.

--

Panasnya cuaca dalam beberapa bulan terakhir mengancam pendistribusian air bersih PDAM Intan Banjar. Sungai Martapura, tempat mengambil air baku melalui Instalasi Pengolahan Air (IPA) Syarkawi di Sungai Tabuk mulai surut.

Direktur Utama PDAM Intan Banjar, Syaiful Anwar melalui Humas dan Hukum, Hikmatullah mengatakan surutnya sungai sudah membuat pendistribusian air tidak maksimal. "Sungai surut membuat pihak intake mengurangi daya hisap pompa. Sehingga, ketersediaan air baku berkurang," katanya.

Berkurangnya air baku mengakibatkan suplai air dari IPA Syarkawi ke IPA Manarap turun 10 sampai 15 persen. "Penurunan suplai membuat kapasitas pengolahan air di IPA Manarap berkurang. Dari 50 liter per detik menjadi 40 liter per detik," ujarnya.

Namun, pria yang akrab disapa Aat ini menyampaikan bahwa penurunan produksi dari IPA yang melayani pelanggan di kawasan Kecamatan Kertak Hanyar dan sekitarnya itu tidak berdampak ke pelanggan.

Lalu bagaimana dengan IPA II Pinus yang melayani 40 ribuan pelanggan di wilayah Banjarbaru, Martapura dan sekitarnya? Dia menuturkan, hingga kini masih aman. Sebab, debit aliran irigasi tempat mereka mengambil air baku masih normal. "Kalaupun debit irigasi surut, sebenarnya tidak lagi berpengaruh. Sebab, kita bisa mengambil air dari SPAM Banjarbakula," bebernya.

SPAM Banjarbakula sendiri mengambil air baku langsung dari Mandikapau, Kabupaten Banjar. Sehingga, tidak berpengaruh jika irigasi surut.

Sementara itu, meski pendistribusian masih berjalan lancar akan tetapi keluhan macetnya air terus bermunculan, Dirtek PDAM Intan Banjar Said Umar menuturkan, jika air leding yang mereka distribusikan tidak mengalir itu berarti tekanan sedang menurun.

"Tekanan drop biasanya karena meningkatnya pemakaian pada musim kemarau ini. Sehingga, wilayah yang di ujung jaringan terlambat mendapatkan air," jelasnya.

Dia membeberkan, PDAM Intan Banjar sedang mengupayakan agar air bisa mengalir ke semua pelanggan. Yakni, dengan cara membuat air valve untuk mengeluarkan angin yang terjebak dalam sistem jaringan pipa. "Kemarin baru saja dilakukan pembuatan air valve di wilayah Sriwijaya dan Sidomulyo," bebernya.

Selain itu, Said menjelaskan, ke depannya ada pipa jaringan menuju kawasan Bandara Syamsudin Noor yang akan bisa menambah suplai ke wilayah Landasan Ulin dan sekitarnya. "Kalau ada tambahan suplai, diharapkan permintaan air semua pelanggan dapat terpenuhi. Sebab, di Landasan Ulin ini yang biasanya ada pelanggan yang tidak kebagian air," pungkasnya.

--

Di Banjarmasin, penurunan produksi PDAM Bandarmasih mencapai 30,25 persen. Akibat intrusi air laut yang masih berlangsung di Sungai Martapura, PDAM belum bisa menggunakan bahan baku air dari intake di Sungai Bilu.

Humas PDAM Bandarmasih Muhammad Nur Wakhid mengatakan, kadar garam di intake Sungai Bilu tertinggi sejak empat tahun terakhir. "Tahun 2015 paling tinggi 5.000 mg/liter. Tahun ini, mencapai 6.075 mg perliter," ucapnya, kemarin (30/9).

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X