Mantan Pecandu Diajari Hidroponik

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 09:06 WIB

BANJARBARU - Usai menjalani masa rehabilitasi rawat jalan selama kurang lebih 3 bulan di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banjarbaru. Belasan remaja tingkatan SMP dan SMK kembali menjalani program Pasca Rehabilitasi.

Dalam program ini, mantan pecandu ini diberikan berbagai macam pilihan kegiatan. Selain belajar di Balai Latihan Kerja seperti belajar jadi montir atau jasa las. Sekarang mereka bisa memilih kegiatan bidang perkebunan. Oleh BNNK Banjarbaru, kemarin belasan klien pasca rehab berbondong-bondong menyambangi Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru.

Remaja-remaja yang pernah terjerat narkotika jenis obat-obatan ini diajari oleh pihak dinas bagaimana bercocok tanam dengan teknik Hidroponik. Yang mana menurut klaim BNN, jika ini salah satu alternatif kegiatan pengembangan minat bagi para klien mereka.

"Jadi kami mengenalkan hal-hal yang sifatnya keterampilan yang mereka minati dan bisa diaplikasikan. Juga sebagai modal buat modal keilmuan usaha kelak," kata Kepala BNNK Banjarbaru, AKBP Sugito melalui Kasi Rehabilitasi, Aguswin.

Soal hidroponik, Aguswin menjelaskan jika metode ini punya peluang yang bagus dalam pengembangan diri. Mengingat katanya hasil panen dari hidroponik selain bisa dikonsumsi pribadi juga bisa dijadikan sebagai sektor usaha di bidang penyedia sayuran.

"Ini tidak hanya sekali pertemuan, kita menggelar berkala. Jadi nanti ada lagi sampai klien kita ini sudah bisa mengaplikasikannya. Karena memang program kita juga mendorong para klien ini untuk berwirausaha atau jadi entrepreneur," jelasnya.

Lantas bagaimana kondisi atau kadar kecanduan atas narkotika bagi remaja-remaja ini? Aguswin menjamin jika para remaja ini telah dinyatakan "bersih" usai melewati tahapan rehabilitasi.

"Kalau sudah masuk ke program pasca rehab mereka dapat dipastikan sudah bersih. Karena selama rehab kita juga melakukan beberapa tes, termasuk psikologi," jawabnya.

Ditanya bagaimana hingga anak-anak yang notabene pelajar ini bisa terlibat penyalahgunaan narkotika. Aguswin mencerutakan jika dalam penjaringan pasien rehab ada dua metode.

Yang pertama katanya adalah dari volunter. Baik itu diserahkan oleh pihak keluarga ataupun tokoh masyarakat setempat.

"Kalau remaja-remaja ini dominan dari Screening. Kita melakukan sosialisasi pencegahan narkotika ke beberapa komunitas di masyarakat, termasuk sekolah. Nah di sekolah kita jelaskan bahaya narkotika dan juga dibagikan form atau angket terkait itu," ceritanya.

Usai pengisian angket itu, maka pihak BNNK kata Aguswin akan melihat siapa saja yang masuk kategori terindikasi penyalahgunaan narkotika. "Kalau ada maka kita akan lakukan pendekatan persuasif kepada mereka."

Sementara itu, Penyuluh Lapangan DKP3 Banjarbaru, Sudarta yang memberikan materi soal Hidroponik menyatakan sangat mengapresiasi langkah dari BNNK Banjarbaru.Menurutnya hal ini merupakan terobosan baru terhadap para pecandu narkotika. "Tentu sangat bagus ya, karena outputnya nanti harapannya anak-anak ini punya kreativitas dan pengalaman di bidang hidroponik. Apalagi sektor ini kan juga berpeluang lumayan tinggi," katanya.

Hidroponik katanya bisa diaplikasikan dan dipelajari semua orang. Bahkan dari hidroponik ujarnya juga bisa jadi media untuk mengajarkan generasi muda untuk menaruh minat dalam hal perkebunan.

"Selama ini kan pandangannya jika perkebunan itu identik dengan hal-hal kotor. Nah dengan ini (hidroponik) kan tidak seperti itu, bahkan bisa dilakukan di rumah," pungkasnya seusai memberikan materi tentang hidroponik kepada klien BNNK. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB
X