Puluhan Ton Bawal Mati Mendadak, Kepala Dinas Salahkan Kabupaten Tetangga

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 09:40 WIB

BANJARMASIN - Puluhan ton ikan bawal dari keramba-keramba di Banua Anyar mati mendadak. Petambak menyebut lonjakan kadar garam di Sungai Martapura dan hujan mendadak sebagai penyebabnya.

Namun, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Banjarmasin Lauhem Mahfuzi punya versi berbeda. Dia menduga penyebabnya adalah kiriman air limbah dari Kabupaten Barito Kuala.

"Itu kan kiriman dari Batola. Di sana ada pengangkutan batu bara melalui sungai. Kemungkinan kiriman air limbah itulah penyebabnya," ujarnya, kemarin (7/10).

Maksudnya, limbah batu bara yang tercecer di sepanjang lintasan pengangkutan. Tongkang batu bara memang kerap melintasi Sungai Barito. Induk dari Sungai Martapura.

Apa dasar tudingan itu? Lauhem merujuk pada kejadian serupa di Kabupaten Tapin. Maka dia takkan kaget jika Banjarmasin juga merasakan dampak buruk serupa.

"Di Margasari (Tapin) juga ada kejadian begitu. Air larut sampai ke tempat kita. Air kan enggak bisa ditahan-tahan. Larut kemana saja," tambahnya.

Namun, Lauhem sendiri belum turun ke lokasi untuk mengecek langsung. "Setelah ini saya perintahkan bagian perikanan untuk melihat kondisi di sana. Andaikan saya tahu lebih awal, pasti langsung saya tindaklanjuti," tukasnya.

Diwartakan sebelumnya, 80 ton ikan bawal milik petani tambak ikan di Kelurahan Banua Anyar Kecamatan Banjarmasin Timur mati mendadak pada Kamis (3/10) lewat. Ini merupakan kejadian terparah selama tiga tahun terakhir.

Petani menaksir kerugian yang diderita bahkan mencapai Rp1,2 miliar. Beberapa petambak bahkan terancam gulung tikar karena kehabisan bibit. Mereka berharap pemko turun tangan. (hid/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X