BANJARMASIN - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Banjarmasin Arifin Noor ingin terjun dalam Pilwali 2020. Ambisi itu ia sampaikan seusai rapat kerja di gedung DPRD Banjarmasin, Senin (7/10) tadi.
Arifin bahkan menyatakan rela mundur. Melepas status ASN (Aparatus Sipil Negara). Karena aturan memang tak membolehkannya. Dia harus melepas atribut PNS-nya.
“Memang konsekuensi. Kalau memutuskan untuk maju, harus siap pensiun dini,” ungkapnya.
Tekadnya sudah bulat. Arifin bahkan siap mengambil jalur independen. Andaikan tak ada partai politik yang mau mengusungnya. Tapi jika ada tawaran dari parpol, tentu dia akan senang hati mengambilnya.
“Saya datang ke dewan ini sekaligus silaturahmi. Di sini kan banyak ketua-ketua parpol,” sebutnya sambil terkekeh.
Apakah itu hanya guyonan atau ungkapan jujur? Siapa yang tahu. Arifin sepertinya tak main-main. Apalagi ia sudah mendekati masa pensiun.
“Kalau ada kepercayaan dan dukungan masyarakat, saya siap untuk maju di Pilwali,” katanya. Apakah itu sebagai calon wali kota ataupun calon wakil wali kota, bagi Arifin tak masalah.
Dia juga siap untuk berdampingan dengan siapapun. Termasuk bersama kandidat-kandidat yang lebih dulu mencuat. “Bisa dengan siapa saja,” ucap mantan pejabat Pemprov Kalsel tersebut.
Lantas, ada kah parpol yang sudah didekati Arifin? Jawabnya tentu saja ada. Hanya saja ia enggan membukanya. Karena masih terlalu dini.
Sebelum Arifin, dari kalangan birokrat, sudah lebih dulu mencuat nama Haris Makkie. Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel itu digadang-gadang bakal berdampingan dengan Ananda, Wakil Ketua DPRD Banjarmasin.
Selain itu, juga ada nama Khairul Saleh. Dia adalah Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Banjarmasin yang saat ini masik aktif. Sayangnya, kabar ini masih belum bisa dikonfirmasi. (nur/fud/ema)
