BMKG: Kalsel Mulai Masuk Musim Penghujan

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 12:22 WIB

BANJARBARU - Dalam beberapa hari terakhir intensitas hujan lumayan tinggi di sejumlah daerah di Kalsel. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut hujan turun menjadi pertanda bahwa sebagian wilayah telah memasuki masa peralihan musim dari kemarau ke hujan.

"Kami lihat hujan selalu turun pada sore hari dan disertai petir. Itu menjadi ciri-ciri hujan dalam peralihan musim," kata Kepala Seksi Pengolahan Data pada Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru, Miftahul Munir.

Dia mengungkapkan, wajar jika masa peralihan sudah tiba. Sebab, kurang dari satu bulan beberapa wilayah Kalsel bakal memasuki musim hujan. "Musim hujan tiba paling cepat pada pertengahan Oktober, ada pula daerah yang baru memasuki musim hujan pada November dan Desember," ungkapnya.

Berdasarkan data mereka, daerah yang diperkirakan lebih dulu memasuki musim hujan yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Batola, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah. "Empat daerah ini memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober," ucap Munir.

Sedangkan, pada awal November daerah yang memasuki musim hujan yaitu Banjarbaru, Banjar, Balangan dan Tabalong. "Lalu pada pertengahan hingga akhir November giliran HSS dan Kotabaru yang memasuki musim hujan," bebernya.

Secara terpisah, Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Rizqi Nur Fitriani membenarkan jika beberapa daerah di Banua telah memasuki masa peralihan. "Untuk sebagian wilayah Kalsel yang sudah memasuki peralihan yaitu bagian Utara dan Timur Kalsel. sedangkan untuk Barat dan Selatan masih musim kemarau," bebernya.

Lanjutnya, walaupun masih ada daerah yang berada pada musim kemarau bukan berarti tidak terdapat hujan sama sekali. Sebab, dalam beberapa hari terakhir ada fenomena yang mengakibatkan hujan turun. Salah satunya, siklon tropis dan sirkulasi angin tertutup atau eddy.

"Hujan lokal dengan intensitas ringan di beberapa wilayah masih berpotensi turun hingga empat hari ke depan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyuddin menyampaikan, turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir cukup membantu mereka dalam memadamkan karhutla. "Titik api banyak berkurang setelah hujan turun," katanya.

Namun, dia menuturkan bahwa hujan belum cukup untuk memadamkan api di kawasan gambut. "Ada beberapa titik daerah gambut yang masih berasap, yaitu di Tegal Arum dan Lingkar Selatan. Tapi, di Guntung Damar sudah aman," tuturnya.

Selain mengurangi titik api, hujan juga mulai menambah debit air Sungai Martapura. Sehingga, pendistribusian air bersih PDAM Intan Banjar tidak lagi terganggu. Pasalnya, saat debit air surut, IPA Syarkawi sempat kekurangan air baku.

"Saat debit air sungai surut membuat pihak intake mengurangi daya hisap pompa. Sehingga, ketersediaan air baku berkurang. Tapi, sekarang tidak lagi," ujar Direktur Utama PDAM Intan Banjar, Syaiful Anwar melalui Humas dan Hukum, Hikmatullah.

Lanjutnya, berkurangnya air baku sempat mengakibatkan suplai air dari IPA Syarkawi ke IPA Manarap turun 10 sampai 15 persen. "Penurunan suplai membuat kapasitas pengolahan air di IPA Manarap sempat berkurang. Dari 50 liter per detik menjadi 40 liter per detik. Alhamdulillah sekarang sudah cukup," pungkasnya. (ris/ay/ran)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X