DLH: Pakan Ikan di Tambak Juga Salah Satu Sumber Pencemaran Sungai

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 11:36 WIB

DINAS Lingkungan Hidup bersama Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Banjarmasin mendatangi tambak di Kelurahan Banua Anyar, kemarin (9/10).

Kedatangan itu terkait kejadian puluhan ton ikan mati bawal yang mati mendadak. Bahkan, kerugian petambak ditaksir mencapai Rp1,2 miliar.

Kepala DLH Banjarmasin Mukhyar mengatakan, aktivitas tambak ikan sebenarnya sangat mencemari Sungai Martapura. "Jangan dulu bicara ikan mati. Pakan itu sendiri merupakan salah satu sumber pencemaran sungai," tegasnya.

Namun, dia tak buru-buru melarang usaha tersebut. "Harus dipikirkan bersama. Semoga ada solusinya untuk dipindahkan ke darat," tambahnya.

Pegawai DLH kemudian mengambil sampel air di sekitar keramba untuk uji laboratorium. Guna pengecekan lebih lanjut kualitas air di sana.

Sementara itu, Kepala DKP3 Banjarmasin Lauhem Mahfuzi mengatakan, kematian ikan itu diakibatkan rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air.

Dari hasil pengecekan sementara, kadar Dissolved Oxygen (DO) di kawasan keramba berada jauh dibawah ambang batas aman.

"DO-nya pada angka dua. Rendah sekali. Ditambah jumlah ikan dalam keramba yang sangat banyak. Semakin menipiskan kadar oksigennya," jelas Lauhem.

Ibaratnya, ikan-ikan itu dipaksa berebut oksigen. Hingga mati karena tak bisa bernafas. Lauhem juga menyebut penyebab lain. Yakni pemberian pakan berlebih. Tujuannya agar ikan lekas besar dan dipanen.

"Pasti berpengaruh. Karena ketika ikan sedang kekenyangan, mereka mudah sekali terpengaruh kualitas air sungai yang buruk," tukasnya.

Diwartakan sebelumnya, petambak menduga kematian itu disebabkan lonjakan kadar garam di Sungai Martapura. Selama kemarau, anak Sungai Barito itu memang kerap dihajar intrusi air laut.

Ditambah hujan deras yang mengguyur Banjarmasin selama beberapa hari membuat ikan tak sanggup bertahan dengan perubahan cuaca mendadak. (hid/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X