Tak Semua Harus Dilestarikan, Misalnya Budaya ini...

- Senin, 14 Oktober 2019 | 12:02 WIB

BANJARMASIN - Dijuluki Kota Seribu Sungai, tak aneh jika banyak warga Banjarmasin yang bermukim di bantaran sungai. Sudah ada sejak zaman dulu.

Menurut Kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Banjarmasin Muhammad Ariffin Noor, hal itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat.

Karena bagi mereka, sungai telah menjadi urat nadi kehidupan. Memenuhi keperluan sehari-hari untuk mencuci pakaian, mandi, bahkan hingga buang air.

Tak hanya itu, sungai pada zaman dulu merupakan sarana transportasi. Plus menjadi jalur perdagangan vital. Hingga sekarang, sungai masih digunakan untuk perdagangan.

Sebagai contoh, Pasar Beras di Jalan Pasar Pagi. Hingga sekarang, pasokan beras masih menggunakan jalur sungai. Bahkan pedagang di sana sudah sejak lama menjadi pemasok kebutuhan beras daerah tetangga.

Ariffin menegaskan, hal-hal ini harus tetap dilestarikan. Terkecuali untuk fungsi buang air. Karena akan memperparah pencemaran sungai. Apalagi untuk perilaku membuang sampah ke sungai.

"Karena sungai juga merupakan sumber air baku untuk diolah menjadi air leding," ungkap Ariffin.

Selain itu, rumah lanting juga tidak boleh digusur. Sebagai salah satu budaya kearifan lokal milik masyarakat Banjar. "Apalagi sekarang Banjarmasin sedang giat mempromosikan wisata sungai," pungkasnya. (hid/fud/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X