Dua Gusti Lamar Golkar Banjar, Wakil Gubernur Sepi Pendaftar

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 12:32 WIB

BANJARMASIN - Hari terakhir pendaftaran calon wakil gubernur dari DPD Partai Golkar Kalsel jatuh pada hari ini. Hingga kemarin, baru tiga orang yang mengembalikan berkas. Mereka adalah, Staf Ahli Gubernur Gusti Syahyar, Anggota DPRD Kalsel dari Fraksi PDIP Rosehan NB dan Korwil Pemenangan Pemilu se-Kalimantan DPP Partai Golkar, Gusti Iskandar Sukma Alamsyah.

Wakil Ketua Penjaringan Wakil Gubernur Kalsel DPD Partai Golkar Kalsel, Puar Junaidi mengharapkan, di hari terakhir hari ini, akan ada lagi kandidat yang melamar menjadi wakil gubernur mendampingi Sahbirin Noor.

Menurutnya, usai ditutup pendaftaran hari ini. Akan ada mekanisme lain yang harus dilalui oleh para bakal calon wakil gubernur, yakni menyampaikan visi dan misi serta hasil survei. “Itu pun akan disampaikan ke DPP,” tukasnya. 

Meski demikian, Puar mengatakan bisa saja wakil Sahbirin Noor datang di luar para pelamar ini. Pasalnya, meski Golkar memenuhi syarat untuk mengusung sendiri, namun mereka menegaskan akan berkoalisi dengan partai politik lain. “Masih dinamis. Bisa saja terjadi. Keputusannya ada pada pimpinan,” ujarnya.

Contohnya nama yang mencuat adalah Muhidin. Ketua DPW PAN Kalsel itu beberapa kali mengatakan sangat ingin mendampingi Sahbirin untuk memimpin Kalsel periode ke depan. Soal ini, Puar menjawab pihaknya menunggu keputusan pimpinan. “Kalau berkoalisi dengan partai lain dan mereka meminta wakil, bisa saja. Masih dinamis,” ucap Puar diplomatis.

Salah satu kandidat wakil gubernur Gusti Iskandar Sukma Alamsyah mengharap partai memilihnya mendampingi Sahbirin. Gusti Iskandar sendiri adalah kader Golkar. “Kan bisa saja. Ini sering terjadi di Pilkada. Wapres tadi contohnya. Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno yang juga berasal dari satu partai,” ujar Iskandar.

Disinggung mekanisme jika nantinya wakil yang ditunjuk adalah di luar pendaftar, Iskandar mengatakan itu semua keputusan DPP. “Yang pasti semua harus dilakukan telaahan. DPP bisa menambah nama lain. Apalagi adanya pertimbangan koalisi dengan partai lain,” tambahnya.

Konstelasi Pilgub Kalsel 2020 sendiri mulai menarik. Setelah defisit bakal calon, kini nama-nama mulai bermunculan. Salah satu kandidat yang ingin melawan petahana adalah Denny Indrayana. Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM era SBY ini menyatakan diri akan maju melalui partai maupun jalur perseorangan.

Nama lain yang juga sudah lama disebut-sebit adalah mantan Bupati Banjar, Pangeran Khairul Saleh. Khairul Saleh disebutkan akan maju melalui calon perseorangan jika Partai Amanat Nasional (PAN) tak mengusung dirinya. Namun, hingga saat ini tanda-tanda dia mencalonkan diri menyurut. Apalagi setelah dia dilantik sebagai Anggota DPR RI.

Pengamat politik Universitas Lambung Mangkurat Gazali Rahman menyebut, munculnya nama Denny patut diapresiasi. Sehingga Pilgub mendatang akan lebih berwarna. Denny yang lebih banyak berkecimpung di pemerintah pusat akan menjadi nilai tambah pemilih.

Dosen FISIP ULM ini menganalisa, dengan mengambil formulir ke Partai NasDem, artinya Denny sudah memiliki pertimbangan dan tujuan, yakni ingin berlaga di Pilgub. Akan tetapi sebutnya, NasDem sepertinya akan berlabuh ke koalisi Golkar yang mengusung Sahbirin Noor.

Setidaknya, dia mengatakan apa yang dilakukan Denny bisa menambah popularitasnya di banua. “Langkah Denny ini investasi politik lima tahun kedepan. Sangat bagus dia muncul,” tambahnya. 

Berbicara pendamping Sahbirin, Gazali mengatakan, Golkar bersama partai koalisi harus betul-betul memilih orang yang tepat. Khususnya yang bisa menarik simpati masyarakat dengan berujung menambah suara kepada Sahbirin.

Di luar nama bakal calon wakil gubernur yang saat ini mencuat. Gazali mengatakan, nama Abdul Haris harusnya menjadi pertimbangan Sahbirin dan partai koalisi. Haris yang saat ini menjabat sebagai Sekdaprov Kalsel itu akan menjadi pasangan paling ideal.

Memiliki segudang pengalaman, Haris juga sebutnya memiliki konstituen yang jelas. Menjabat Ketua NU Kalsel, tentu modal besar baginya untuk menambah suara. Belum lagi sosok orang tua Haris yang menjadi tokoh di Kalsel, menambah elektabilitas Haris semakin tinggi. “Ada plus minus dengan Muhidin. Haris memiliki basis masa di NU, sementara Muhidin juga punya konstituen,” paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelanggar Perda Ramadan di HSS Turun Drastis

Selasa, 16 April 2024 | 14:40 WIB

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB
X