Lantaran Sungai Tercemar Bangkai Ikan, 9 Desa di Karang Intan Krisis Air Bersih

- Minggu, 20 Oktober 2019 | 07:17 WIB

MARTAPURA - Sembilan desa di Karang Intan, Kabupaten Banjar mengalami krisis air bersih. Hal ini karena Sungai Riam Kanan yang biasanya dimanfaatkan warga sekitar terkontaminasi ribuan bangkai ikan yang larut di sepanjang aliran sungai.

Bangkai-bangkai ikan tersebut milik sejumlah pembudidaya ikan air tawar keramba apung di sepanjang Sungai Riam Kanan yang mati secara massal beberapa hari lalu.

Camat Karang Intan Muhamad Ilmi mengatakan, banyaknya bangkai ikan yang tidak segera diangkat membuat air sungai berbau dan berminyak. "Karena air tercemar, maka tidak bisa lagi digunakan untuk minum, mandi dan mencuci. Akibatnya, sembilan desa sedang krisis air bersih," katanya.

Dia merincikan, sembilan desa yang sedang kekurangan air bersih tersebut berada di sepanjang Sungai Riam Kanan, Kecamatan Karang Intan. Yakni, Desa Sungai asam, Sungai Alang, Sungai Landas, Penyambaran, Lihung, Pasar lama, Karang Intan, Lok Tangga dan Mali-Mali.

"Untuk mengatasi krisis air bersih, kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Banjar untuk menyalurkan air bersih ke sembilan desa itu," ujarnya.

Selain itu, Ilmi menyampaikan, dalam beberapa hari terakhir warga sekitar bersama relawan dan dinas terkait juga sudah mengangkat bangkai ikan yang larut di sungai. "Pembersihan sungai sudah hampir selesai, tapi airnya masih berbau," ucapnya.

Secara terpisah, Kepala BPBD Banjar Irwan Kumar menuturkan bahwa pihaknya sudah mulai mendistribusikan air bersih ke desa-desa di Kecamatan Karang Intan yang sedang krisis air bersih. "Kami juga meminjamkan sekitar 60 unit tandon ke desa-desa yang kesulitan air bersih tersebut," bebernya.

Dia menyebut, hingga Sabtu (19/10) kemarin sudah lima desa yang menerima air bersih dari mereka. Yaitu, Desa Sungai Asam, Penyambaran, Mali-Mali, Lihung dan Lok Tangga. "Pendistribusian masih terus kami lakukan untuk desa-desa lainnya," sebutnya.

Sebelumnya, puluhan pembudidaya ikan air tawar keramba apung di Kabupaten Banjar mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Ikan-ikan di sejumlah desa di Kecamatan Karang Intan tiba-tiba mengapung dan perlahan mati.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar Riza Dauly mengatakan ribuan ekor budidaya keramba apung mati sejak Jumat (11/10) lalu. “Kami sudah memantau langsung ke pembudidaya. Pengakuan mereka sejak hari Jumat ikan-ikan dalam keramba apung mati. Jumlahnya ribuan atau sekitar satu ton yang mati setiap harinya,” paparnya.

Dia menengarai, penyebab matinya ikan lantaran debit air sungai di puncak musim kemarau sangat kurang. Apalagi, pasokan air sungai yang bersumber dari waduk Riam Kanan nyaris tak mengalir karena ditutup untuk keperluan pembangkit listrik.

“Penyebabnya kami duga ikan dalam keramba apung milik pembudidaya kekurangan oksigen. Air sungai di sana surut akibat musim kemarau,” jelasnya.

Lebih parah, lanjutnya hasil penelitian pihaknya air sungai juga sudah tercemar oleh sisa-sisa pakan tenggelam yang dianggap kurang ramah lingkungan. "Jadi pada saat air sungai surut dan oksigen dalam air berkurang, ammoniac naik ke permukaan menjadi racun yang membuat ikan mati,” terangnya.

Saat ini pihaknya hanya bisa mengimbau kepada petani ikan budidaya untuk segera memanen ikan yang sudah cukup usia atau mendekati masa panen demi menghindari kerugian yang lebih besar. "Selain itu, petani ikan sebaiknya mengeluarkan ikan-ikan yang mati dari sungai supaya sungai tidak semakin tercemar," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X