Novel Perdana Sri Naida, Awal dari Trilogi Naidee

- Senin, 21 Oktober 2019 | 11:22 WIB

BANJARMASIN - Penulis Banua, Sri Naida menerbitkan novel perdana berjudul Augustan. Novel itu dibedah di studio RRI Banjarmasin, kemarin (20/10).

Naidee, sapaan akrabnya, ditemani dua pembicara. Yakni jurnalis Budi Dayak dan novelis Sandy Firly. Sedangkan moderatornya adalah penyair HE Benyamine.

Novel dengan tebal 560 halaman tersebut ternyata merupakan bagian pertama. Dia merencanakan sebuah trilogi.

Latar ceritanya adalah delta dan sungai di Banjarmasin. Hingga perjalanan ke Raha di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. "Tokohnya bahkan melenggang jauh sampai ke Asia Barat Daya. Di negeri Turki," ujarnya.

Novel ini bercerita tentang Syahnur Johansyah. Perempuan 15 tahun yang kawin muda. Dia berjuang untuk menghalau kesendirian, merebut harga diri, mencapai pendidikan dan pendewasaan diri. Tentu tak mudah. Karena dia berhadapan dengan kungkungan feodalisme.

Pada masa jandanya, Syahnur menerima lamaran Savas Ali. Prajurit dari tanah seberang. Dia menemukan sosok kesatria khas zaman Romawi dalam diri lelaki tersebut.

Novel ini mengkritik ciri orang Banjar yang sulit bersuara, apalagi mendengar dalam perdebatan. Bahkan sekadar untuk menumpahkan pikirannya saja sulit. Akhirnya, tanah air dibiarkan dikuasai orang asing.

Konflik muncul ketika sang mantan suami, Zulfikar Ardiansyah, dituding sebagai komprador. Menjual sumber daya alam lokal kepada asing. Novel ini berkelindan antara fakta dan fiksi.

Naidee mulai menulis sejak sekolah di SMPN 6 Banjarmasin. Medianya adalah majalah dinding. Beranjak kuliah, ia menjadi pemimpin redaksi Majalah BIOMA milik Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.

Apa pesannya kepada pembaca? Bahwa cinta saja tak cukup, bertindaklah! "Maksudnya, jangan hanya bisa berucap. Tapi apa yang sudah dilakukan demi cinta itu," tegasnya.

Tentu saja, cinta di sini tak hanya antara lawan jenis. Tapi juga cinta warga kepada daerah dan negaranya.

Tahun 2009 silam, dia kembali ke Banjarmasin. Setelah 25 tahun menjadi pengusaha Sasirangan. Bahkan, dia pernah terpilih sebagai Anggota DPRD Banjarbaru.

Ayah Naidee, Syukran Nasir mengatakan, menulis merupakan cara putrinya mengekspresikan diri. Dia pun salut atas karya tersebut.

"Awalnya karya ini akan disuguhkan dalam acara keluarga. Tapi kemudian ada saran agar diadakan launching buku. Alhamdulillah, semoga bermanfaat," pungkasnya. (hid/fud/ema)

 

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X