Namanya Gerobak Amal. Menyediakan makanan gratis, dari nasi kotak sampai kue. Semua dibagikan kepada jamaah salat Jumat.
-- Oleh: MAULANA, Banjarmasin --
Jika Anda melintasi Jalan Hasan Basri pada Jumat siang, persisnya di Bundaran Kayu Tangi seberang Masjid Hasanuddin Majedi, jangan heran jika melihat banyak ibu-ibu nongkrong di trotoar. Di depan mereka ada rombong dari kaca dengan rangka aluminium.
Mereka akan menyebar seusai ibadah salat Jumat ditunaikan. Mencegat jamaah dan pengendara yang melintas untuk menyerahkan makanan. Semuanya gratis. Siapapun boleh meminta atau menerima.
Gerakan itu diberi nama Gerobak Amal. Digagas Lelawati, akrab disapa Ela. Dia istri Aiptu Rudi Gani Purwanto yang bertugas di PJR Ditlantas Polda Kalsel. Gerobak Amal sudah setahun berjalan. Ada tujuh anggota aktif di sini.
Ela terinspirasi pembagian makanan gratis di kampung kelahirannya di Aceh. Awalnya Ela hanya seorang diri. Membagikan makanan ala kadarnya. Seiring waktu, anggota dan donatur bertambah.
"Sebenarnya pesertanya banyak. Tapi yang aktif hanya tujuh orang. Semuanya teman-teman saya juga. Adapula ibu Bhayangkari yang mau turun ke jalan," ujarnya.
Ela memanfaatkan media sosial. Dari sana ia memancing dermawan. Sekarang Gerobak Amal sanggup membagikan 500 sampai 800 bungkus makanan setiap pekan.
"Saya mengajak teman di mana saja berada. Seperti teman arisan, teman senam, teman di Instagram, Facebook dan grup WhatsApp. Jadi semua yang kami bagikan itu merupakan sumbangan donatur," terangnya.
Apa tujuannya? Sederhana. Bekal untuk akhirat nanti. "Intinya saling memotivasi dalam perkara kebaikan," tegas Ela.
Sekarang, Gerobak Amal bahkan meluaskan targetnya. Bukan hanya jemaah Jumatan. Jika ada musibah kebakaran di Banjarmasin, mereka akan mendatanginya. "Kami datangi lokasi musibah untuk membagi-bagikan bantuan," tambahnya.
Bagaimana jika ada pembaca yang ingin menyumbang? Mudah sekali. Follow saja akun IG Indahnya Saling Berbagi. "Uang atau sumbangan makanan akan kami terima dan bagikan," pungkas Ela. (fud/ema)
