Ternyata Karhutla Belum Usai, Kebakaran Lahan di Gambut Hanguskan 8 Rumah

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 09:59 WIB

MARTAPURA - Karhutla ternyata belum habis. Kemarin siang, hamparan lahan pertanian di Kecamatan Gambut, kembali diamuk api. Ironisnya, si jago merah terus merembet hingga mengenai rumah warga di Desa Malintang, RT 01, RW 01.

Total delapan rumah hangus dilalap api yang datang dari lahan persawahan tersebut. Di mana enam diantaranya ludes terbakar, sementara dua lainnya hanya terbakar sebagian.

Selain membakar rumah, kebakaran yang terjadi pada pukul 12.40 Wita tersebut juga menghanguskan dua buah sepeda motor milik warga.

Bahrani, 36, salah seorang warga yang rumahnya turut terbakar mengatakan, kejadian terjadi begitu cepat. Sehingga, mereka kesulitan untuk memadamkan api dan menyelamatkan harta benda. "Api tiba-tiba sudah besar dan dengan cepat membakar rumah-rumah," katanya.

Dia mengungkapkan, api pertama kali muncul di salah satu rumah kosong yang berada tepat di samping lahan persawahan. Setelah itu, merembet ke rumah lainnya. "Total ada tujuh rumah yang terbakar di sini. Satu lagi di seberang jalan," ungkapnya.

Api sendiri memang sempat menyeberangi jalan, sehingga membakar rumah yang ada di seberang. Padahal jalan sendiri memiliki lebar sekitar lima meter lebih. "Anginnya deras, jadi apinya bisa merembet sampai ke seberang," ujar Bahrani.

Anggota Banjarbaru Rescue Zaini membenarkan jika api merembet dengan begitu cepat, sehingga hanya dalam hitungan menit sudah menghanguskan delapan rumah. "Apinya berputar-putar lantaran angin kencang," bebernya.

Selain angin yang kencang, pemadam kebakaran juga dibuat kelimpungan karena sulitnya mencari air. "Sungainya banyak yang kering, jadi kami kesulitan mencari air untuk memadamkan api," ucap Zaini.

Beruntung, puluhan pemadam kebakaran dari Banjarmasin,Kabupaten Banjar dan Banjarbaru masih mampu menjinakkan api. Walaupun sempat kesulitan mencari api.

Sementara itu, Kepala BPBD Kalsel Wahyuddin menyampaikan, dalam beberapa pekan terakhir kebakaran lahan memang marak terjadi di lahan pertanian.

Dia menuturkan, banyaknya titik api di kawasan persawahan diduga lantaran dibakar oleh petani yang ingin bertanam. "Sekarang 'kan musim panen habis, jadi sawah dan jerami dibakar untuk ditanami lagi," tuturnya.

Dipaparkannya, lahan pertanian yang banyak terbakar berada di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut. "Setiap hari pasti ada kebakaran di sawah," paparnya.

Sementara itu untuk menangani karhutla, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Sahruddin mengungkapkan, BPBD Kalsel saat ini hanya mengoperasikan satu helikopter patroli dan tiga helikopter water bombing. "Sedangkan dua heli water bombing lainnya off, karena titik api tidak sebanyak sebelumnya," ungkapnya.

Lanjutnya, saat ini status karhutla masih siaga. Di mana, sebelumnya sempat berstatus darurat lantaran tingginya kejadian kebakaran hutan dan lahan. "Status siaga akan berakhir hingga 31 Oktober," bebernya.

Masih maraknya titik api yang muncul saban harinya membuat luas lahan yang terbakar pun terus bertambah. BPBD Kalsel mencatat, sejak Januari sampai 21 Oktober 2019 luasan hutan dan lahan yang terbakar sudah mencapai 6.359 hektare. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB

Pembobol Gudang Kampus Poliban Tertangkap

Minggu, 21 April 2024 | 17:20 WIB
X