Kabut Asap Kembali, Saat Heli Sudah Pergi

- Jumat, 25 Oktober 2019 | 11:37 WIB

BANJARBARU - Panasnya cuaca di Banjarbaru dalam beberapa hari terakhir, membuat sejumlah wilayah kembali diancam kebakaran lahan. Bisa ditebak, kabut asap lagi-lagi mengganggu penerbangan di Bandara Syamsudin Noor, kemarin pagi.

Berdasarkan data dari Bandara Syamsudin Noor, total ada tujuh penerbangan terganggu. Kabut asap memangumayan pekat menyelimuti sejumlah kawasan di Banjarbaru, seperti Landasan Ulin dan Liang Anggang, kemarin pagi.

Dari tujuh penerbangan tersebut, dua diantaranya adalah keberangkatan. Yakni, Wings Air tujuan Banjarmasin - Batulicin dan Garuda Indonesia tujuan Banjarmasin - Tangerang. Kedua penerbangan ini sama-sama delay, lantaran menunggu kabut asap menipis.

Penerbangan kedatangan yang sempat delay, yaitu Lion Air dan Citilink dari Surabaya. Lalu, Lion Air dari Balikpapan, Garuda Indonesia dari Jakarta dan Wings Air dari Kotabaru.

Sedangkan, satu penerbangan lainnya yakni Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Banjarmasin. Tadinya dijadwalkan datang pukul 08.35 wita harus holding (berputar di atas) terlebih dahulu sebelum landing untuk menunggu kabut asap menipis.

Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsuddin Noor, Aditya Putra Patria membenarkan sejumlah penerbangan baik yang berangkat maupun datang kembali terganggu kabut asap lantaran jarak pandang hanya sekitar 200 sampai 300 meter.

"Visibility pada pukul 07.30 Wita hanya 300 meter, lalu 08.00 turun lagi sampai 200 meter. Pada pukul 08.30 Wita jarak pandang baru membaik jadi 400 meter," katanya.

Saat jarak pandang dianggap normal, dia mengungkapkan semua penerbangan sudah bisa beraktivitas kembali seperti biasa. "Jadi yang delay, semuanya sudah diberangkatkan dan sampai di bandara tujuan," ungkapnya.

Area Manager Lion Air Banjarmasin Agung Purnama membenarkan jika sejumlah penerbangan mereka kembali mengalami keterlambatan lantaran kabut asap. "Tapi, setelah jarak pandang aman semuanya bisa berangkat," paparnya.

Dibeberkannya, penundaan dilakukan saat kabut asap pekat dikarenakan pihak maskapai selalu memastikan bahwa jarak pandang harus aman setiap kali penerbangan. "Kami tidak berani mengambil risiko untuk terbang, kalau jarak pandang tidak aman," bebernya.

Secara terpisah, Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin menjelaskan, pekatnya kabut asap diakibatkan oleh munculnya beberapa titik api di kawasan Landasan Ulin, Lingkar Selatan, Liang Anggang dan Gambut. "Api muncul lagi dikarenakan cuaca kembali panas. Padahal, BMKG memprakirakan saat ini sudah peralihan musim dari kemarau ke hujan," jelasnya.

Dia sedikit khawatir karena di saat karhutla masih mengancam, satgas udara tak lagi aktif. Batas waktu peminjaman atau kontrak operasional heli water boombing sudah habis.

"Kontrak jam semua heli water bombing habis semuanya. Cuma heli patroli yang bisa dioperasikan, tapi untuk apa juga karena tidak bisa untuk memadamkan," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Ujud ini menuturkan, pihak BPBD sebenarnya sudah mengajukan perpanjangan jam operasional ke BNPB namun hingga kini belum ada jawaban. "Kami minta perpanjangan karena punya dasar, di mana dalam beberapa hari terakhir puluhan hingga ratusan titik api kembali muncul di Kalsel," ujarnya.

Dia menduga kemungkinan BNPB bakal menolak karena memang waktunya sangat mepet jika ingin memperpanjang kontrak heli water bombing. Pasalnya, sebentar lagi musim hujan akan tiba. "Kalau waktu dianggap mepet, kami juga minta agar heli yang ada di Kalteng dan Kalbar digeser ke Kalsel. Sebab, di sana sudah aman," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X