Usia 26 Tahun Sudah Diangkat jadi Pengajar ULM

- Minggu, 27 Oktober 2019 | 10:00 WIB

BANJARMASIN – Karir pemuda ini juga tak kalah moncer dengan politikus muda Banua. Dia adalah dosen muda Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Ahmad Fikri Hadin. Ketika masih berusia 26 tahun, dia sudah diangkat menjadi dosen di perguruan tinggi tertua di Kalimantan ini.

Sebagai akademisi, tak melulu digelutinya dengan mengajar. Salah satu yang dia lakukan adalah memberikan advokasi hukum kepada masyarakat miskin. Bersama kawan-kawannya di Fakultas Hukum ULM, dia mendirikan Pusat Kajian Anti Korupsi dan Good Governance (PARANG) ULM yang menjadi wadah berkarya melakukan penelitian.

Berbicara karya, beberapa buku hingga jurnal serta prosiding pertemuan ilmiah dimilikinya. Lulusan terbaik pertama FH ULM ini juga memiliki prestasi tim terbaik court monitoring Tipikor. Fikri sendiri menjabat sebagai ketua tim.

Dia mengaku tertarik menjadi dosen karena latar belakang sang Ayah, yakni Prof Hadin Muhjad. Melalui sang Ayah dia tertarik dan dikader menjadi dosen atau peneliti. “Saya juga sangat senang hadir di forum ilmiah. Dari awal memang sangat suka dengan penelitian,” sebutnya.

Di momen Hari Sumpah Pemuda tahun ini, dia mengakui pemuda memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar di era revolusi 4.0. Salah satunya adalah kesenjangan ekonomi yang terjadi. Untuk itu menurutnya, pemuda tak hanya bisa diam dan melihat saja.

Namun, harus turut andil agar pemuda tak sampai ikut tergerus dengan kesenjangan ekonomi saat ini. Di era saat ini, pemuda sebutnya harus melek dengan teknologi dan peluang yang ada.

Pemuda juga sebutnya harus memiliki inovasi agar bisa bersaing dan melawan ketimpangan ekonomi saat ini. “Pemuda harus meningkatkan soft skill mereka, akan lebih bagus memiliki jaringan yang luas dan turut berorganisasi. Yang paling penting jangan menjadi pemalas,” cetusnya.

Di sisi lain, sejarawan Kalsel, Wajidi Amberi mengatakan, pemuda Kalimantan, khususnya Kalsel, sejak dulu memiliki watak keterbukaan dengan siapapun yang datang. Pemuda Banua juga disebutnya memiliki responsif terhadap organisasi kepemudaan.

Wajedi menerangkan, pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 silam, pemuda Kalimantan juga ikut hadir, yakni Masri dan G. Obus. Menariknya, H Hasan Basri ketika menjabat sebagai Gubernur Tentara ALRI Devisi IV Kalimantan berusia sangat muda. “Di usia 26 tahun beliau sudah diangkat, sangat muda,” terang Amberi. 

Menurutnya, pemuda yang memiliki jiwa kritis, optimis harus diberi wadah untuk berkiprah lebih banyak agar pemuda bisa menjadi bagian penting untuk negeri ini. “Pemuda harus diberi kesempatan. Presiden RI sudah memberi contoh, di daerah sejatinya pun harus demikian,” cetusnya. (mof/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X