Layar Terpasang di Tengah Hutan, Ratusan Orang Rela Mendaki Gunung Untuk Nobar Negeri Dongeng di Pegunungan Meratus

- Senin, 28 Oktober 2019 | 11:50 WIB

RANTAU - Tidak mudah untuk menonton film negeri dongeng, karena film ini dikomersilkan. Namun, lewat pemuda pencinta lingkungan di Kabupaten Tapin, film negeri dongeng dapat ditonton di Pegunungan Meratus Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani.

Layar berukuran 4 x 6 meter terpasang di tengah hutan. Ratusan orang mulai mencari tempat duduk yang nyaman untuk menyaksikan film dengan durasi satu jam 44 menit itu. Namun, sebelum peserta sampai ke lokasi tempat pemutaran film, mereka terlebih dahulu harus berjuang naik ke Pegunungan Meratus di Kecamatan Piani. Bukan karena jaraknya yang jauh, tapi medan yang ditempuh ke lokasi lumayan sulit.

Apalagi sejak pukul 14.30 Wita sampai 16.00 Wita, di Kecamatan Piani dilanda hujan yang begitu deras. Membuat jalan begitu licin. Ada peserta yang kesulitan untuk naik dan harus dibantu peserta lainnya. Peserta sendiri tidak hanya dari Tapin, tetapi juga dari daerah lain yang ikut berpartisipasi dalam kamping bersama sambil melihat pemutaran film.

"Jumlah peserta yang terdaftar pada kegiatan ini ada 225 orang. Kami menyediakan 70 tenda untuk peserta," ungkap ketua panitia pelaksana Hendra Gunawan.

Pria yang biasa dipanggil Ogun ini mengungkapkan bahwa event ini berjudul Ruai Rindu Meratus bersama Negeri Dongeng. Kegiatan ini juga dirangkai dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

"Peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini terasa spesial. Selain dilaksanakan di atas Pegunungan Meratus, yang jadi inspektur upacara adalah Kapolres Tapin dan Dandim 1010 Rantau," bebernya.

Lantas kenapa film negeri dongeng yang dipilih untuk ditayangkan? Ogun menjelaskan bahwa film ini sangat dinanti oleh para pemuda, terutama yang suka mendaki. "Film ini bercerita tentang 7 pemuda dengan 7 mata lensa, yang mendaki 7 gunung tertinggi di Indonesia," katanya.

Diakui Ogun, untuk mendatangkan film negeri dongeng tidak gratis. Biayanya mencapai 15 juta rupiah. "Untuk mencari dana sebesar itu, panitia pelaksana awalnya patungan seikhlasnya," katanya.

Lalu berusaha membagikan proposal kegiatan ke beberapa orang. Ditambah dengan membebankan biaya pendaftaran kepada peserta yang ingin ikut event Ruai Rindu Meratus bersama Negeri Dongeng.

"Dari hasil patungan, membagi proposal dan biaya peserta. Kalau uang yang terkumpul banyak, kami berkomitmen untuk menyumbangkan kepada KUN Humanity System," ucapnya yang juga aktif di Forum Komunitas Hijau Go Green Bastari.

Ditambahkan Ogun, persiapan untuk kegiatan ini hanya satu bulan saja. Namun, dalam kurung waktu itu pihaknya selalu mempromosikan kegiatan dengan cara sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah dan sosial media yang ada.

"Alhamdulillah pesertanya ada 225 orang, terdiri dari para pencinta alam, siswa-siswi dan masyarakat umum. Bahkan, ada dari polisi yang memanfaatkan waktu liburnya untuk ikut kegiatan ini," paparnya.

Dijelaskan Ogun, pihaknya sengaja memutar film negeri dongeng di Pegunungan Meratus di Kecamatan Piani. Tujuannya ingin memperkenalkan wilayah Piani kepada masyarakat luas. "Apalagi di tempat kita kemping ini, setelah bendungan jadi maka akan tenggelam. Jadi, kota kemping di sini bisa jadi sejarah buat kita," bebernya yang juga sebagai Sekretaris Dewan Adat Dayak (DAD) Tapin.

Tidak hanya itu, melalui pemutaran film itu pihaknya ingin meningkatkan rasa cinta alam dan lingkungan. Serta mendorong rasa sadar akan pentingnya lingkungan dan budaya. "Yang lebih utama, kita ingin memperkenalkan wisata alam yang ada di Banua tercinta," ucap pemuda berkepala plontos ini.

Pihaknya juga ingin memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan hal yang berbeda. Karena itu, diadakan apel di Pegunungan Meratus bersama dengan peserta. "Ternyata keinginan kami ini sangat disambut baik oleh anggota polisi dan TNI yang juga ikut apel di sini," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X