Menyambut Akses Baru Bandara Syamsudin Noor, Pengusaha Parkir Inap Khawatir, Kenapa..?

- Senin, 28 Oktober 2019 | 12:10 WIB

Hanya dalam hitungan pekan, terminal baru Bandara Syamsudin Noor akan beroperasi. Akses bandara yang semula melewati Jalan Angkasa, Kelurahan Syamsudin Noor, akan beralih ke Jalan Lingkar Utara. Radar Banjarmasin mencoba mencari tahu apa dampak peralihan akses bandara bagi perekonomian warga sekitar. 

--------------

Imam Suwandi tersenyum lebar melihat lokasi parkir inapnya di Jalan Angkasa dipenuhi mobil dan sepeda motor. Namun, rasa waswas ada dalam hatinya. Dia khawatir ketika akses bandara dipindah "Parkir Inap Bayu" miliknya tak seramai sekarang.

"Khawatir lah, Mas, karena kita belum tahu apakah nanti masih ada yang mau parkir di sini kalau jalan bandaranya jauh dari sini," katanya saat ditemui Radar Banjarmasin, kemarin.

Menurutnya, seharusnya pemerintah bersama pihak terkait memikirkan nasib para pengusaha yang ada di sepanjang Jalan Angkasa sebelum memutuskan memindah akses bandara.

"Setidaknya jalan jangan ditutup total, karena bisa dibagi. Misal, penumpang dari arah Banjarmasin, Tanah Laut dan Banjarbaru tetap lewat sini. Sedangkan, yang dari hulu sungai lewat jalan baru. Dengan begitu, usaha kami tidak mati," pintanya.

Namun, menurut informasi yang diterimanya, gerbang bandara di Jalan Angkasa akan ditutup total. Sehingga, penumpang tidak bisa lagi masuk bandara lewat sana. "Lantaran akses ditutup total, kami harus mengatur strategi supaya usaha tidak mati," ujarnya.

Upaya yang akan dilakukannya adalah membuka lokasi parkir inap baru berdekatan dengan pintu gerbang terminal bandara baru. "Mungkin di sana lokasinya kecil saja, asalkan ada loket. Kalau parkir di sana penuh, kendaraan bisa dipindah ke sini. Kalau orangnya mau mengambil, baru kami antar ke sana," ucapnya.

Menurutnya, pemilik kendaraan tak akan keberatan jika mobil atau sepeda motornya diparkir di lokasi yang lama. Sebab, ada jalan tembus antara Jalan Angkasa dan Jalan Lingkar Utara yang membuat jaraknya tidak jauh. "Dari sini (Jalan Angkasa) ke Lingkar Utara bisa lewat Jalan Kasturi, jaraknya lumayan dekat," bebernya.

Dia berharap, dengan strategi itu usahanya tetap hidup dan masih banyak yang mau menitipkan kendaraan di tempatnya. "Selama delapan tahun saya buka usaha, rata-rata 15 mobil dan 20 motor menginap di sini setiap harinya. Mudah-mudahan ketika akses bandara pindah tidak ada penurunan," harapnya.

Mengenai tarif inap, Imam menyampaikan, satu mobil dipatok Rp25 ribu dan motor Rp10 ribu untuk satu malamnya. Dengan begitu, dalam sebulan pendapatannya mencapai Rp17 juta.

Selain Imam, di sepanjang Jalan Angkasa ada puluhan usaha lain yang terancam dengan pindahnya akses bandara. Berdasarkan data Badan Pengelola Pajak Retribusi Daerah (BPPRD) Banjarbaru, di sepanjang jalan itu ada 14 parkir inap, 22 penginapan dan 5 hotel.

Lalu bagaimana dengan penginapan, apakah juga waswas dengan pindahnya akses bandara? Handoko, salah seorang pemilik penginapan di sana ternyata juga mengaku khawatir dengan nasib penginapannya. "Akses di sini ditutup total, jelas kami takut terdampak," ucapnya.

Tapi dia tidak ingin berkutat dengan rasa kekhawatiran, melainkan langsung mencari cara bagimana agar "Penginapan Handoko" miliknya tetap ramai. "Iya, saya harus cari strategi agar orang tetap menginap di sini," ujarnya.

Salah satu strategi yang akan dijalankannya dengan memberikan fasilitas angkutan antar jemput gratis dari bandara ke penginapan untuk para tamu. "Dengan begitu, orang tidak keberatan menginap walaupun dari bandara ke sini lumayan jauh. Mungkin, strategi ini juga akan dijalankan hotel dan penginapan lainnya yang ada di sini," paparnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Potensi Perikanan Kelumpang Menjanjikan

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:45 WIB

Akhir Maret Arus Mudik dari Pontianak Mulai Naik

Senin, 18 Maret 2024 | 15:00 WIB
X