BANJARMASIN - Hasrat Muhammad Imam Satria Jati untuk menjadi Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Banjarmasin terwujud. Dia terpilih secara aklamasi dalam musyawarah di Gedung KNPI Kalsel.
Kian spesial lantaran pemilihan bertepatan dengan momen peringatan Sumpah Pemuda, Senin (28/10). Dalam musyawarah tersebut, mayoritas OKP mendukung Imam.
Kemenangannya telak. Dari 80 OKP di bawah KNPI, 60 OKP memberikan dukungan. "Alhamdulillah. Saya takkan mengecewakan mereka yang memberi kepercayaan kepada saya," ujarnya.
Apa targetnya? Imam menegaskan, isu pendidikan, lingkungan dan penegakan hukum menjadi fokus program kerjanya. "Jadi pemuda-pemuda di Banjarmasin harus melek hukum," tambahnya.
Diingatkan Imam, Banjarmasin adalah ibu kota provinsi. "Jadi harus menjadi barometer pergerakan pemuda di Kalsel," tukasnya.
Ditanya hal pertama yang ia kerjakan, Imam berjanji akan berkoordinasi dengan pemko. "Membangun relasi dengan pemerintah daerah," tutupnya.
Sebelum Imam mendeklarasikan diri, organisasi ini memang seolah-olah sempat "mati suri".
Bahkan, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina sempat menyambangi musyawarah tersebut. Dia mengeluhkan wadah penghimpun pemuda itu tak aktif secara keorganisasian. Dampaknya, kerja sama antara KNPI dan pemko tak berjalan.
Dia meminta catatan ini menjadi perhatian. "Hanya pada awal kepengurusan saja sempat berkomunikasi dengan pengurus lama. Setelah itu, selama dua tahun terakhir malah vakum," cecar Ibnu.
Imbasnya, serapan anggaran kepemudaan yang telah dialokasikan pemko tak terserap. Ironis, mengingat Banjarmasin mendapat predikat Kota Layak Pemuda pada tahun 2018 kemarin.
"Kota ini seakan kehilangan sayap pemudanya. Pemko ingin bekerja sama dengan KNPI. Sebagai wadah pembinaan generasi muda. Demi mendukung visi-misi Baiman (Bersih dan Nyaman)," tuturnya.
Apa contoh kerja sama konkretnya? Ibnu menyebut program restorasi sungai dan wirausaha baru. "Dari kaum pemuda lahir pengusaha-pengusaha baru," harapnya. (hid/fud/ema)
