BANJARMASIN - Direktur Utama RSUD Ulin Suciati akhirnya sedikit bisa bernapas lega. Baru-baru tadi, BPJS Kesehatan akhirnya membayar tunggakan untuk klaim satu bulan dari 4 bulan yang belum terbayar.
“Alhamdulillah dibayarkan, meski hanya satu bulan. Tagihannya sekitar Rp22 miliar. Paling tidak ini membantu operasional kami,” ungkap Suci kemarin.
Nilai itu sebutnya masih kurang jika berhitung dengan pengeluaran setiap bulan rumah sakit. Diungkapkannya tiap bulan sekitar Rp25 miliar untuk membayar listrik, gaji non PNS hingga makan pasien. “Itu termasuk membayar obat-obatan,” terangnya.
Suci menyebut, meski klaim bulan Juni tadi sudah dibayar, namun, klaim Juli hingga Oktober masih belum ada kejelasan. Nilainya diperkirakan mencapai Rp84 miliar. “Belum tahu kapan sisanya. Semoga saja dalam waktu dekat ada pembayaran lagi,” tukasnya.
Dia masih ngotot tak mau memakai opsi pinjam ke bank sesuai yang disarankan BPJS Kesehatan. “Yang tanggung jawab mereka. Bukan kami yang malah meminjam. Ya kalau bayarnya tak telat. Kalau telat, dan bunganya lebih dari denda BPJS Kesehatan, siapa yang nanggung,” selorohnya.
Pembayaran klaim juga rupanya dibayar BPJS Kesehatan ke RSUD Mohammad Ansyari Saleh. Juga baru 1 dari 3 bulan tagihan. Nilai tagihannya tak sebanyak seperti di RSUD Ulin. Hanya Rp6 miliar. “Ada dibayarkan tagihan bulan Juni baru tadi,” ungkap Direktur Utama RSUD Mohammad Ansyari Saleh, Izaak Zoelkaernain Akbar kemarin.
Pihaknya sendiri mengaku masih tenang andaikan BPJS belum bisa bayar hingga awal tahun. Pasalnya fresh money yang dimiliki diperkirakan masih cukup hingga Maret tahun depan. “Kami maklum saja. Lagipula tagihan kami juga kecil,” ujarnya.
Terpisah Kepala BPJS Kesehatan Banjarmasin, Tutus Novita Dewi membenarkan ada beberapa tagihan yang sudah dibayar. “Sesuai ketersediaan anggaran. Dibayarkan yang jatuh tempo duluan. Salah satunya RSUD Ulin Banjarmasin,” terang Tutus. (mof/ran/ema)
