BANJARMASIN - Komisi III DPRD Banjarmasin menilai perencanaan pembangunan kota ini tak konsisten. Lantaran dianggap tak sesuai rancangan tata ruang wilayah (RTRW) yang sudah dikonsep.
Contohnya saja seperti Jalan Veteran. Dirancang menjadi dua lajur. Pembatasnya bukan median, tapi bentangan sungai, lengkap dengan siringnya.
Program tersebut padahal sudah muncul sejak 2018 lalu. Sayangnya, hingga pengujung 2019 ini, upaya mempercantik kawasan Veteran seakan dilupakan.
“Rancangannya kan mau dibangun dua arah. Sungainya juga mau ditata. Tapi tiba-tiba muncul lagi jembatan-jembatan permanen yang mana membuat kondisi sungai di sana terganggu," sebut Wakil Ketua Komisi III, Afrizaldi.
Menurutnya, itu baru satu contoh. Masih banyak yang lain. Termasuk juga soal pembangunan Taman Edukasi di depan Duta Mall, Jalan Simpang Ulin.
“Beberapa perencanaan pembangunan daerah tidak berfungsi maksimal. Padahal, rancangannya sudah dibuat," kata politikus PAN itu.
Di sisi lain, Ketua Komisi III, Muhammad Isnaini mempertanyakan kinerja Barenlitbangda Banjarmasin. Yang dianggapnya tak maksimal. Lantaran pembangunan tak sesuai dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
“Barenlitbangda ini kan dapurnya pemko. Semestinya mereka melakukan kajian dan perencanaan untuk pemko,” sindirnya. Ia menyebut, pembangunan kota ini seakan tak terkonsep.
Sementara itu, Kepala Barenlitbangda Sugito Said mengakui, bahwa pembangunan ini sebagian tak sesuai RPJMD. Tapi ada alasannya, berubah karena tak sesuai program nasional.
"Bentuk dokumen RPJMD ini sudah dirincikan setiap SKPD. Tapi dalam perjalanannya, RPJMD ini ternyata harus direvisi. Karena tidak sama dengan program nasional," kilahnya.
Sugito menambahkan, sebenarnya perencanaan tata ruang sudah sesuai. Hanya dari sisi rencana yang dianggarkan melalui RKPD atau RPJMD tidak sesuai. "Makanya, tahun 2018 tadi kami revisi," pungkasnya. (nur/fud/ema)
