Kembangkan Menjadi Geopark, Meratus Perlu Petunjuk Arah

- Sabtu, 2 November 2019 | 12:48 WIB

BANJARBARU - Dari hasil kunjungan di tiga lokasi itu, Konsultan Geopark Meratus, Sujatmiko Setyawan menyampaikan, untuk bisa mengembangkan geopark memang harus melibatkan masyarakat setempat. Seperti yang dilakukan Geopark Pegunungan Sewu.

"Cara itulah yang perlu diterapkan dalam upaya pengembangan Geopark Meratus. Sehingga kelak diharapkan juga bisa masuk UGG," ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, pada aspek ekologi Geopark Meratus memiliki keistimewaan tersendiri yang bakal menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan terutama dari mancanegara.

"Meratus merupakan hamparan ofiolit tertua di Indonesia, sehingga memiliki potensi cukup besar menjadi objek penelitian bagi peneliti nasional maupun internasional," paparnya.

Menurutnya, Meratus adalah cerita tentang hamparan ofiolit tertua di Indonesia yang antara lain berada di Pulau Sebuku, Pulau Laut, dan seluruh jalur Pegunungan Meratus.

Ofiolit sendiri merupakan kompleks batuan beku yang terdiri atas anggota basal, gabro, dan peridotit. Ofiolit diperkirakan sebagai suatu lembaran kerak samudera yang terdorong oleh obduksi kerak benua.

"Dapat dibayangkan bagaimana lembaran kerak samudera yang kini berubah membentuk Pegunungan Meratus yang sangat indah. Tentu bila potensi tersebut dikemas dengan baik, akan menarik wisatawan dari seluruh dunia," kata Sujatmiko.

Selain itu, dia mengungkapkan, potensi yang dimiliki Meratus juga layak menjadikan pegunungan tersebut sebagai geopark internasional.

"Berbagai kelengkapan untuk bisa menjadi Geopark Internasional yang diakui UNESCO juga sudah siap. Saat ini tinggal melengkapi beberapa persyaratan lainnya," ujarnya.

Dia mengungkapkan, beberapa persyaratan yang harus dilengkapi untuk menjadi geopark internasional antara lain, adanya petunjuk untuk menuju dari geosite satu ke geosite lainnya. "Petunjuk arah seperti itu mungkin sederhana, tetapi itu sangat penting, untuk memudahkan pengunjung menuju ke lokasi yang dikehendaki," paparnya.

Terkait dengan perkembangan upaya Pemprov Kalsel untuk menjadikan Geopark Meratus sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGC), Sujatmiko menuturkan, pada akhir November 2019, Tim Kementerian ESDM akan ke Pegunungan Meratus untuk menilai usulan kelayakan Meratus sebagai Geopark Internasional.

"Dari hasil kunjungan tim tersebut, akan diterbitkan sertifikat sebagai dasar Geopark Nasional Pegunungan Meratus menjadi anggota UGG,"tuturnya.

Menurut Sujatmiko, hingga saat ini ada sekitar 67 geosite yang berada di beberapa titik lokasi Pegunungan Meratus. Titik-titik tersebut, yang akan kembali dimatangkan oleh tim untuk menjadi salah satu penilaian ditetapkan Geopark Nasional Pegunungan Meratus menjadi Geopark Internasional.

Saat ini, di Indonesia baru terdapat lima Geopark Internasional, yaitu Geopark Batur di Bali, Geopark Gunung Sewu Yogyakarta, Geopark Rinjani, Cilitu dan Danau Toba. Diharapkan, selanjutnya Pegunungan Meratus. "Dalam satu tahun, usulan dan penetapan UGG hanya bisa dua Geopark saja, diharapkan Meratus bisa masuk," kata Sujatmiko.

Menurutnya, potensi wisata Geopark merupakan potensi yang menjanjikan. Terbukti untuk satu titik Geosite seperti di Pegunungan Sewu mampu menghasilkan PAD hingga Rp4 miliar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X