Bentuk Kopassus di Level Kecamatan, Pusat Apresiasi Perhiptani Kalsel

- Senin, 4 November 2019 | 09:41 WIB

JAKARTA – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Lokakarya Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) yang bekerjasama dengan Yayasan Bina Profesi Penyuluh (YBPP), Rabu (30/10) tadi sukses digelar di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. 

Dalam acara yang dihadiri Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) ini, Ketua DPW Perhiptani Kalimantan Selatan H Sumedi mendapatkan apresiasi dari Ketua DPP Perhiptani Dr Ir H Isran Noor karena membawa peserta terbanyak yaitu 29 orang terdiri dari pengurus DPW Kalsel dan DPD Kabupaten Kota di Kalsel

Rakernas dan Lokakarya yang digelar mengusung tema “Memantapkan Peran Perhiptani Dalam Percepatan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani Untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Petani”.

Dalam arahannya SYL menyampaikan pentingnya membuat gerakan antarlintas sektoral untuk mengoptimalisasi seluruh lahan pertanian di Indonesia.

Menurutnya gerakan ini bisa berjalan dengan baik jika para penyuluh mendorong dan juga ikut terlibat untuk memberi kontribusi. Dalam 100 hari pertama masa kerjanya SYL akan membentuk Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani)

“Perlu membentuk Kopassus di level Kecamatan. Kita sebenarnya sudah ada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang menjadi basis penyuluh yang mampu memberikan informasi inovasi dan teknologi, BPP ini akan diperkuat, direvitalisasi, ditingkatkan tupoksi dan perannya agar menjadi Kopassus,” tuturnya.

Dalam arahan Mentan SYL nanti akan ada Kostra Tani di Tingkat Kecamatan, di kabupaten ada Kostra Tani daerah, Provinsi akan ada Kostra Tani Wilayah dan di Tingkat Pusat akan ada Kostra tani Pusat.

Semuanya untuk menggenjot pertanian, meningkatkan produktivitas hingga ke level paling bawah.

Mentan SYL menekankan tiga poin utama bagi penyuluh yaitu penyuluh sebagai Kopassus pertanian, dimana sekaligus menjadi cerminan dari kepintaran rakyat, kemampuan menyiapkan pangan, dan menjadi cerminan penampilan serta perilaku masyarakat tani.

Artinya bila masyarakat petani tidak maju, maka ada peran penyuluh juga disana. Dirinya berharap peranan penyuluh terus dipertahankan, dan ditingkatkan agar para petani memiliki pengetahuan dan pemahaman pengelolaan cara tanam yang efisiensi dan lebih modern.

"Sistem pertanian yang makin modern harus ada di penyuluh didalamnya, karena penyuluh itu inti pertanian kita," tukasnya.

Terpisah, Ketua DPW Perhiptani Kalimantan Selatan Sumedi mengatakan penyuluh pertanian harus memiliki semangat juang, dinamis dan mampu berinovasi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sektor pertanian.

“Penyuluh sebagai pendamping para pelaku utama (petani/nelayan) harus mampu mencari solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan serta memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Prov. Kalimantan Selatan, Ir. H. Syamsir Rahman, MS, sebagai salah satu Pembina DPW Perhiptani Kalimantan Selatan menyampaikan bahwa dengan terbitnya UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan PP 18/2016 Tentang Perangkat Daerah membuat kelembagaan penyuluhan pertanian berbeda-beda di masing-masing daerah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten.

“Ini merupakan tantangan bagi Perhiptani sebagai organisasi profesi Penyuluh untuk mensiasatinya agar kegiatan Penyuluhan Pertanian tetap terus eksis,” ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X