MARTAPURA – Martapura FC merupakan tim yang memiliki produktivitas gol paling seret. Itu kalau diukur dari kontestan Grup B babak 8 besar Liga 2 2019 yang bakal digelar di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, 10-18 November 209.
Pada akhir fase penyisihan grup lalu, selisih gol anak asuh Frans Sinatra Huwae ini nol. Martapura FC memasukkan 18 bola, tapi juga kebobolan 18 gol. Bandingkan dengan Persik Kediri, 26 berbanding 15. Persita Tangerang (35-16), dan PSMS Medan (27-23).
Fakta ini membuat Frans Sinatra Huwae getol mengasah deretan penyerangnya agar lebih garang lagi di babak 8 besar. Barisan penyerang Martapura FC yang dihuni beberapa nama seperti Mario Aibekop, Aidil Bogel, Amin Rais Ohorella, dan Rahel Radiansyah dinilai belum produktif dalam urusan mencetak gol.
"Untuk bisa lolos dari babak ini, kami harus meraih kemenangan. Supaya menang, kami harus mencetak gol. Jika ingin mencetak gol, saya harus mengasah penyerang agar mampu menjebol gawang lawan. Itu yang saya lakukan, karena agregat gol kami di penyisihan grup lalu cukup minim," tutur Frans Sinatra.
Selain menggembleng barisan striker, mantan gelandang Timnas Indonesia ini juga merancang skema permainan yang agresif.
"Mencetak gol jadi tugas striker. Tapi, saya juga melatih pemain lain agar bisa bikin gol. Makanya, saya akan terapkan permainan agresif dengan banyak melakukan serangan ke pertahanan lawan," ujar Frans Sinatra.
Dengan sistem single match, tiap tim dipaksa harus meraih kemenangan di setiap laga. Faktor jumlah gol juga jadi penentu lolos semua peserta babak ini.
"Saya sudah ingatkan semua pemain Martapura FC bahwa tiap pertandingan adalah final. Jadi, mereka harus main maksimal untuk meraih kemenangan," tuntasnya.(bir/dye/ema)