BANJARMASIN - Rehab renovasi Stadion 17 Banjarmasin bakal molor. Pasalnya, jaringan listrik diputus PT PLN lantaran tagihan menunggak.
Persoalan ini muncul saat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kalsel Hermansyah rapat bersama Komisi IV DPRD Kalsel, Senin (4/11) pagi.
Dispora sebenarnya sudah mendesak kontraktor untuk lebur. Bekerja selama 24 jam untuk mengebut pekerjaan. Tapi tanpa suplai listrik, pekerjaan bakal terlambat.
Ketua Komisi IV Muhammad Lutfi Saifuddin pun khawatir pengerjaan proyek senilai Rp12,6 miliar itu molor dari target. Ia mewanti-wanti agar pekerjaan tidak melanggar waktu kontrak.
“Tentu dapat menghambat, pastinya para pekerja tidak bisa bekerja maksimal,” kata Lutfi kepada awak media usai rapat.
Dia berharap masalah tunggakan yang mencapai Rp83 juta ini dapat diselesaikan oleh Dispora. Tunggakan listrik itu karena badan pengelola terdahulu belum membayar. “Mudahan bisa segera diselesaikan,” ucapnya.
Terpisah, Hermansyah mengatakan persoalan tunggakan ini sudah ada solusinya. Pelaksana proyek di lapangan sudah membeli genset. Sehingga para pekerja bisa mengerjakan pada malam hari, meskipun kurang maksimal, paling tidak bisa teratasi.
“Yang penting pekerjaan rehab ini bisa dikerjakan, soal nanti akan dibicarakan lagi kemudian,” katanya.
Dia masih optimis pengerjaan renovasi bisa diselesaikan tanggal 23 Desember nanti. “Tetap optimis bisa selesai tepat waktu,” tukasnya.
Walaupun ada keterlambatan, tetap ada mekanisme sanksi yang akan diberlakukan kepada kontraktor. “Kan ada penalti, kontraktor bisa dikenai denda,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Kalsel, Enly mengaku tidak mengetahui tentang tunggakan tersebut. “Bukan zaman kepengurusan kami, jadi tidak tahu mengenai tunggakan itu,” kilahnya.
Ketika dikonfirmasi, Manager Bagian Umum PT PLN Cabang Banjarmasin, Teguh mengaku belum bisa berkomentar. "Sebentar ya, masih dikoordinasikan," ujarnya. (gmp/fud/ema)
