BANJARMASIN - DPRD Banjarmasin tak berhenti menyoroti kondisi Sungai Martapura. Permasalahannya klasik. Yakni soal sampah kiriman dari hulu.
Seperti batang kayu dan bambu, eceng gondok hingga sampah plastik. Yang kerap menumpuk di beberapa kolong jembatan di Banjarmasin yang dialiri anak Sungai Barito tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin Zainal Hakim menyebut, persoalan sampah di Sungai Martapura tak pernah tuntas. Terus terulang dari tahun ke tahun. Seakan tak ada solusi terbaik yang bisa diupayakan oleh pemko.
Padahal, menurutnya dewan sudah memberikan anggaran cukup besar. Khususnya untuk penanggulangan keberadaan sampah-sampah kiriman itu.
“Padahal fasilitas yang diberikan itu untuk penanggulangan keberadaan sampah sungai,” sebutnya.
Contoh, seperti pembuatan alat penangkal eceng gondok dan kapal sapu-sapu. Sayangnya, dianggap belum maksimal. Tak sesuai harapan DPRD.
Dirinya juga mempertanyakan, apakah alat perangkap tersebut tak berfungsi atau memang volume sampah yang terlampau besar.
“Kalau memang tidak bermanfaat bagi sungai di Banjarmasin, kami menyesalkan dan menyayangkannya,” imbuhnya.
Hakim menyebut, seharusnya pemko segera menanggulanginya. Jangan membiarkan sungai tercemar oleh sampah yang jumlahnya cukup banyak.
“Kami rasa pemko sudah memiliki alat perangkap ilung (eceng gondok) di kawasan Banua Anyar,” tukas Hakim.
Dia meminta pemko mencari terobosan baru. Agar problem sampah kiriman hulu itu bisa teratasi. “Maunya pemko bersama dinas terkait, secepatnya mengubah pola penanggulangan sampah sungai. Sehingga tak terjadi penumpukan lagi,” harapnya.
Selain itu, ia meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin konsisten dalam menangani masalah sampah tersebut. Agar sungai benar-benar bersih.
“Bukan hanya itu, sektor pariwisata sungai juga kembali dapat dinikmati warga dengan nyaman tanpa adanya gangguan sampah,” ucapnya. (nur/fud/ema)
