BANJARMASIN - Kabut asap tebal menyelimuti Banjarmasin, kemarin (8/11) pagi. Kabut asap kiriman dari daerah tetangga akibat kebakaran lahan itu bahkan mendorong kualitas udara Banjarmasin memasuki kategori berbahaya untuk dihirup manusia.
Meski tak lama, kondisi itu berlangsung pada jam-jam padat aktivitas masyarakat di luar rumah. "Bisa dibayangkan, dari jam enam sampai jam delapan pagi, itu kan pada saat jalan raya sedang padat-padatnya. Anak berangkat sekolah, berangkat ke kantor, ke pasar dan aktivitas lainnya," ucap Kasi Pengawasan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin, Fitriani.
Dari data realtime milik DLH, terpantau kadar PM10 (partikel debu) sempat menembus 652 part per million (PPM) pada pukul 07.30 Wita.
Disebutkannya, kualitas udara dikatakan bagus jika masih berkisar pada angka 0-50 PPM, 51-100 PPM untuk sedang, 100-199 PPM untuk tidak sehat, 200-299 PPM untuk sangat tidak sehat, dan 300-500 PPM untuk berbahaya.
"Data realtime ini update per 30 menit. Berbeda dengan indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang update per 24 jam," jelasnya.
Menurutnya, tebalnya kabut asap kemarin pagi akibat embun yang membawa asap turun ke permukaan. Sehingga kabut memang cenderung terlihat tebal pada pagi hari. Meski hanya beberapa jam saja, menurut Fitri hal itu sudah membahayakan bagi kesehatan masyarakat.
Karena itu DLH mengimbau kepada seluruh warga kota agar selalu menggunakan masker jika ingin beraktivitas di luar rumah. "Khususnya yang beraktivitas saat kabut sangat tebal seperti anak-anak yang ingin ke sekolah dan orang tua yang ingin berangkat ke kantor. Agar mengurangi resiko terkena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)," pesannya.
Salah seorang pengendara, Supiani mengaku merasa berat saat menghirup udara Banjarmasin. Baunya juga sengak. "Sebelum berangkat sudah tercium. Padahal masih di dalam rumah, tapi aromanya seperti ada yang terbakar. Tidak enak sekali," kata karyawan perusahaan swasta tersebut. (hid/fud/ema)
